JAKARTA - Meski jumlah kasusnya tidak banyak, anak juga berisiko tertular virus corona. Di Indonesia, sejumlah anak berusia di bawah 10 tahun sudah terdeteksi positif terinfeksi virus corona.

Diantaranya, seorang bayi berusia 4 bulan dan anak berusia 7 tahun di Yogyakarta. Kemudian, seorang balita (anak berusia 2 tahun) di Purbalingga juga terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Dikutip dari merdeka.com, bayi berusia 4 bulan tersebut masih dirawat di RSUD Wates, Kulonprogo, dan anak 7 tahun dirawat di RSUD Panembahan Senopati, Bantul.

Gejala pada Anak

Dikutip dari kompas.com yang melansir https://www.idai.or.id/artikel, publikasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai wabah Covid-19 yang terjadi pada anak-anak, penyebab anak terinfeksi virus corona salah satunya setelah berkunjung ke negara atau wilayah yang terjangkit Covid-19.

Karena itu, bila ada anggota keluarga yang baru pulang dari wilayah atau daerah terjangkit virus corona, sebaiknya tetap melakukan pengawasan mandiri selama 14 hari.

Apabila timbul gejala, segera lakukan isolasi mandiri, dan pada anak serta anggota keluarga lain juga perlu dilakukan pengawasan mandiri.

Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.

Penyakit saluran pernapasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia.

Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan napas cepat dan sesak nafas.

Tak hanya itu, tertular dari orang dewasa yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona bila daya tahan tubuh anak rendah.

Tanda dan gejala Covid-19 pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya.

Pemakaian Hand Sanitizer

Hand sanitizer yang baik untuk mencegah penularan Covid-19 adalah yang mengandung alkohol minimal 70 persen, cukup melumuri permukaan tangan, dan digunakan selama minimal 20 detik.

Pemakaian sangat sering mungkin menyebabkan kekeringan pada kulit.

Pemakaian hand sanitizer dengan cara yang benar tetap aman bagi anak, namun disarankan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala.

Tidak diperlukan sabun khusus untuk mencuci tangan.

Sabun lain dapat digunakan untuk mencuci tangan, sepanjang langkah-langkah cuci tangan dilakukan dengan cara dan durasi yang benar.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila anak sedang demam, batuk, pilek ringan, sepanjang masih dapat ditangani sendiri di rumah, sebaiknya tidak segera berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Berikan obat demam (parasetamol, dapat diulang tiap 4-6 jam selama masih demam, maksimal 5 kali dalam 24 jam) apabila suhu 38 derajat celcius atau lebih.

Selain itu, anak perlu diberikan banyak minum air putih, ajari anak mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar.

Namun, apabila demam terus-menerus memasuki hari ketiga, dianjurkan untuk membawa anak periksa ke fasilitas kesehatan.

Apabila timbul tanda bahaya seperti anak lemas atau tidur terus, napas cepat, sesak, demam tinggi 39 derajat celcius atau lebih, kejang, tampak biru, muntah-muntah hingga tidak dapat minum, buang air kecil berkurang, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan.

Lakukan Pembatasan Sosial

Ajari anak cara mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah yang benar, serta menjaga jarak 1-2 meter satu sama lain.

Mencuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin.

Anak yang masih dalam pengasuhan dekat, seperti bayi dan balita, sebaiknya diasuh oleh orang dewasa yang sehat.

Rajin-rajinlah melakukan cuci tangan. Kemudian lakukan batuk, bersin, dan berludah dengan benar, serta bersihkan juga tangan bayi atau balita dengan seksama.

Rencanakan Kunjungan Imunisasi

Untuk memastikan agar risiko anak tertular Covid-19 minimal, buatlah dulu janji bertemu untuk kunjungan imunisasi.

Hal itu agar waktu kunjungan dan kepadatan pengunjung fasilitas kesehatan tempat pelayanan imunisasi dapat diatur dengan baik.

Pastikan berkunjung ke fasilitas kesehatan yang telah memisahkan area atau waktu kunjungan anak sehat dari pengunjung lain yang sedang sakit.

Serta jangan lupa untuk mencatat imunisasi yang diberikan dan menjadwalkan kunjungan imunisasi berikutnya.

Imunisasi sebaiknya tetap diupayakan lengkap sesuai usia. Sebaiknya mengikuti jadwal imunisasi sesuai rekomendasi yang berlaku dan diberikan sesuai jadwal. Hal ini untuk melindungi anak.

Bila ragu dan ingin menunda, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain. Penundaan hingga 2 minggu masih dapat ditoleransi.***