JAKARTA - Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang (OSO) meminta masyarakat Indonesia tidak takut dan gengsi menjadi petani.

Pasalnya kata Oesman Sapta, petani adalah profesi mulia dalam menyuplai swasembada pangan di Indonesia. Untuk itu kata dia, HKTI sebagai organisasi induk para petani, harus bisa menggandeng sekaligus mengajak kaum milenial untuk bertani.

"Tani Indonesia harus kaya, karena petani itu bukan wilayah kotor. Contoh di Brazil, petaninya kaya raya," ujar Oesman Sapta saat menghadiri HUT HKTI ke 46 di Ballrom Whiz Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (27/4/2019) malam.

Oesman Sapta juga melanjutkan, HKTI sudah saatnya mempersiapkan petani-petani handal dengan melibatkan para generasi milenial. "Harus segera kita siapkan, supaya meraka tidak takut untuk bertani," tandas OSO yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI itu.

Adapun strategi dalam mempersiapkan petani milenial kata OSO, yakni dengan istilah 5S. "LIma S ini sangat penting, S pertama adalah strategi. HKTI harus menyusun strategi yang jitu dan tepat untuk memajukan dan memakmurkan petani. S Kedua, struktur organisasi," tukasnya.

Kemudian S ketiga kata dia, skill. The right man in the right place atau setiap posisi diisi oleh orang yang berkompeten pada bidangnya masing-masing. Dan S yang keempat adalah sistem. "S kelima adalah speed, ini diperlukan untuk cepat mencapai target," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum HKTI Moeldoko dalam sambutannya mengatakan, organisasi yang ia pimpin saat ini sudah berjalan baik. Untuk itu, ia meminta seluruh Anggota HKTI terus berjuang demi mensejahterakan petani di Indonesia.

"Kita harus menghargai perjuangan pak Oesman Sapta yang sudah berdarah-darah mengambil alih HKTI. Kalau enggak ada Pak OSO HKTI gak ada sekarang ini," ujarnya.

Saatnya ini kata Mantan Panglima TNI itu, tidak lagi berbicara soal siap yang legal dan tdk legal, tapi sudah bicara siapa sesungguhnya yang bisa memberikan kontribusi kepada para petani di Indonesia.

HKTI kata Moeldoko, saat ini sudah mulai fokus dalam perbaikan taraf hidup petani-petani di Indonesia. Kedua HKTI juga akan merubah pola pikir petani yang selama ini hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Menjadi petani harus bisa menjadi kaya, bukan sekedar memenuhi kebutuhan hidup," tegasnya.

Kemudian yang ketiga, HKTI berusaha mengoptimalkan penggunaan teknologi bagi pertanian. Meningkatkan mutu SDM petani dengan memperbanyak pembinaan. "HKTI juga mengajak generasi milenial turun dan mau ke sawah, karena petani itu pekerjaan mulia. Selanjutnya kami juga akan memperbaiki pola distribusi dan penggunaan pupuk, serta menurunkan import komoditas pertanian," pungkasnya.***