PELALAWAN - Melambungnya harga garam membuat pelaku industri kecil terancam gulung tikar. Meski harga garam naik hingga dua kali lipat, para perajin ikan asin tidak berani menaikkan harga jual.

Para perajin ikan asin di Kelurahan Kerumutan, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, berusahan bertahan di tengah mahal dan sulitnya mendapatkan bahan baku garam.

"Saat musim ikan Tuakang, dalam semalam nelayan bisa mendapatkan ikan hasil menjaring di sungai sedikitnya 500 Kg. Bahkan bisa sampai 2 ton dari total hasil tangkapan seluruh nelayan," kata Anggota Komisi I DPRD Pelalawan, Rinto S.Sos, kepada GoRiau.com, Selasa (1/8/2017).

Ikan Tuakang hasil tangkapan para nelayan dari Sungai Kerumutan akan diproses menjadi ikan asin.

"Ikan asin hasil perajin di Kelurahan Kerumutan ini, biasanya dijual kepada pengepul untuk dipasarkan di Rengat, Indragiri Hulu (Inhu) dan Pasar Bawah, Pekanbaru," sebut Rinto.

Sambungnya, disela masa reses politisi Golkar ini sempat meninjau lokasi Sungai Kerumutan dan bertemu langsung dengan nelayan setempat.

"Mereka menyampaikan, saat ini perajin ikan asin kesulitan untuk mendapatkan garam sebagai bahan baku ikan asin," ungkapnya.

Dijelaskan Rinto, semula harga garam satu karung goni atau 50 Kg hanya seharga Rp 110 ribu, namun saat ini harga garam mencapai Rp 300 ribu. "Meski harga naik selangit, perajin ikan asin tetap kesulitan untuk mendapatkan garam," tandasnya. ***