PEKANBARU - Fenomena gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Pekanbaru seakan tak pernah habis, meskipun telah berkali-kali ditertibkan aparat pemerintah. Sebagian diantaranya, terlihat masih berusia anak-anak yang bermodus menjual tisu di persimpangan jalan atau duduk dan tidur-tiduran di teras di sejumlah toko ritel.

Pantauan GoRiau.com, sejumlah toko ritel tersebut berlokasi di Jalan Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Gepeng yang masih berusia dini ini kerap meminta uang sebesar Rp1000 kepada pembeli yang datang.

"Sampai malam juga mereka tetap ada disana. Kalau ada pembeli datang, dia minta uang, malah aku sama teman pernah lihat yang anak cowok pakai uangnya untuk beli rokok," ujar salah satu warga yang biasa membeli di toko ritel tersebut.

Menanggapi fenomena ini, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Tengku Azwendi Fajri meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru segera melakukan inventarisasi Gepeng tersebut. Ia juga meminta agar dinas terkait tak hanya menertibkan, melainkan mencari 'aktor' dari keberadaan Gepeng tersebut.

"Kita minta tolong Dinas Sosial dan Satpol PP melakukan penertiban. Tapi jangan hanya mereka saja yang ditertibkan, karena ini saya terima laporan bahwa ini terorganisir, artinya ada 'aktornya', nah ini yang harus dicari dan ditangkap," jelasnya.

Selain itu, Azwendi juga berharap kepada pihak kepolisian untuk mengungkapkan dan menangkap 'aktor' tersebut. Pasalnya, keberadaan Gepeng berusia dini ini sudah termasuk dalam kasus eksploitasi anak.

"Inikan namanya eksploitasi anak. Mereka ini masih usia dini, ada juga yang bayi. Mereka ini laporannya disewakan untuk melakukan seperti itu, menjadi Gepeng," pungkasnya.***