PEKANBARU - Seekor gajah Sumatera berumur sekitar 40 tahun yang berhabitat di komplek hutan Talang Suaka Margasatwa Balai Raja, Provinsi Riau melahirkan. Kehadiran anggota baru dalam kawanan gajah liar tersebut tentunya sangat dinanti-nanti.

Sebab, gajah liar Sumatera saat ini termasuk salah satu spesies yang terancam punah. Tentunya kehadirannya membawa angin segar bagi pecinta satwa, terutama untuk Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.

Lahirnya anak gajah tersebut sebagai hasil dari upaya BBKSDA Riau untuk mempertahankan dan memperbaiki ekosistem di Suaka Margasatwa Balai Raja, yang menjadi habitat gajah liar Sumatera.

Keberadaan anak gajah ini pertama kali diketahui oleh Rimba Satwa Foundation (RSF) selaku mitra BBKSDA Riau. Itu berawal dari ditemukannya jejak kaki gajah ukuran kecil sekitar empat hari lalu. Diperkirakan, waktu kelahirannya terjadi seminggu ini.

RSF juga mengamati induk betina gajah yang mereke beri nama Seruni tersebut, dari sebelum kelahiran terjadi. Tampak anak gajah itu terlihat lincah dan sehat. Meski demikian, sampai saat ini tim belum dapat mengetahui jenis kelaminnya, karena selalu dikawal oleh induk dan dua gajah dewasa lainnya.

Humas BBKSDA Riau Dian pada Rabu (17/1/2018) siang menuturkan, secara jumlah psti, saat ini belum bisa ditentukan berapa total jumlah gajah di sana. Namun berdasarkan perhitungan cepat estimasi jejak dan kotoran, gajah Sumatera di Riau berkisar 330 sampai 340 ekor (Tahun 2009, kerjasama BBKSDA dan WWF, red).

Jumlah tersebut berasal dari sembilan kantung gajah yang tersebar di Provinsi Riau. ***