JAKARTA – Menyusul sejumlah musibah gempa dan tsunami yang melanda di sejumlah wilayah di Indonesia, DPR RI sepakat membentuk Tim Pengawasan (Timwas) Penanggulangan Bencana Nasional.

Timwas dipimpin langsung Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah.

Sedang rapat perdana Timwas Penanggulangan Bencana Nasional DPR RI digelar pada Rabu kemarin, 9 Januari 2019, dengan agande pertama adalah menyambangi ke Kantor Pusat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran, Jakarta.

Rapat perdana Timwas yang dihadiri Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ermalena (F-PKB), Anggota Komisi IX DPR RI Andi Fauziah (F-Golkar), Anggota Komisi IX DPR RI Verna Gladies Merry Inkiriwang (F-Demokrat) , Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati (F-PDI Perjuangan), Anggota Komisi VI DPR RI Supratman Andi Agtas (F-Gerindra), dan Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi (F-NasDem), mulai menyusun agenda kegiatan kerja Timwas selama satu masa sidang.

Kesempatan itu, Fahri Hamzah mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Timwas DPR RI untuk Penanggulangan Bencana akan mengadakan rapat koordinasi dengan semua stakeholder, guna mengidentifikasi masalah yang terjadi.

"Satu masa sidang ini kita akan mengadakan rapat dengan mengundang beberapa stakeholder, guna mengidentifikasi masalah serta melihat isu strategis terkait penanganan bencana. Kita juga akan melakukan kunjungan ke lapangan. Salah satu fokus kita adalah memantau sistem mitigasi," ungkapnya.

Legislator dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menambahkan, pembentukan Timwas bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan dan rehabilitasi bagi daerah-daerah yang terdampak bencana. Terutama di daerah-daerah yang terkena dampak parah, seperti Sulawesi Tengah, Nusa Tengara Barat, Lampung dan Banten.

"Pembentukan Timwas ini diharapkan dapat mendorong pemerintah agar dapat efektif dan efisien dalam menangani dampak bencana di daerah yang terkena dampak parah," tandas Fahri.

Seperti diketahui, pada tahun 2018 jumlah gempa di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dari sekitar 6.000 menjadi 10.000-an. Lempeng bumi sedang menggeliat dan berimbas pada gunung berapi dan pergerakan benda-benda di permukaannya.***