JAKARTA - Platform pencarian konten Dable menyelenggarakan acara yang membahas mengenai kondisi saat ini serta masa depan periklanan dan pemasaran online.

Dable menyelenggarakan Indonesia Native Ads Conference (INAC) 2018 di Kuningan, Jakarta sebagai platform untuk diskusi membahas berbagai pengetahuan dan informasi mulai dari contoh pemasaran yang sukses hingga tren terbaru. Acara yang sukses diselenggarakan ini dihadiri oleh 100 perwakilan dari media, pelaku digital dan sektor pemasaran.

Dable menyediakan layanan ''Rekomendasi Konten Dable'' dan ''Iklan Native Dable'', yang merekomendasikan konten dan iklan yang disesuaikan secara individual kepada pengguna berdasarkan big data processing dan personalisasi serta teknologi rekomendasi secara real-time. Pada 2017, Dable menyelenggarakan Korea Native Ads Conference (KNAC) di Korea Selatan.

Bertemakan ''Performance-Driven Content Marketing'', INAC tahun ini menampilkan berbagai pembicara yang memiliki pengalaman dan pengetahuan ekstensif terkait tren pemasaran terkini, diantaranya adalah Wikan Pribadi (digital fundraising officer, UNICEF), Wahyu Dhyatmika (pemimpin redaksi Tempo.co), Nendra Primonik Sekar Rengganis (Direktur dan Co-founder, Hipwee.com) dan Herni Wijaya (Vice President, Leverate Media Asia).

Dimulai dengan sesi berjudul ''Native Ad vs. Display Ad'', yang membahas mengenai status dan masa depan iklan native yang kini kerap dianggap sebagai alternatif untuk menampilkan iklan di bidang pemasaran digital, berbagai diskusi mengenai kasus-kasus sukses dari pertumbuhan penjualan dan brand marketing melalui iklan native (Grow Audience through Content Optimization) dan tren pemasaran terkini, termasuk pemasaran yang dipersonalisasi (“Personalization and Native Ads” dan “Reaching Out to the Right Audience”) 

Herni Wijaya, Wakil Presiden Leverate Media Asia menekankan, "Dengan berkembangnya iklan bergambar (Display Ad), orang-orang kini mengalami semakin banyak iklan bergambar yang mengganggu di berbagai situs. Periklanan online sebenarnya ditujukan untuk menjadi sesuatu yang menarik, berguna, dan engaging. Format iklan yang berdasarkan konten seperti Iklan Native memiliki kombinasi hebat yang menggabungkan antara kinerja dan pengalaman pengguna. Dengan Iklan Native yang diterapkan dengan baik, kami telah melihat banyak kampanye iklan sukses untuk mencari calon pelanggan, mempromosikan konten, dan bahkan konversi.''

 Yoon Se-won selaku Global Team Manager, yang bertanggung jawab atas bisnis global Dable mengatakan, Iklan Native adalah bentuk iklan yang dapat terhubung dengan konten situs web secara halus. Karena desain mereka cocok dengan gambar sekelilingnya, iklan Native tidak akan menghalangi interaksi antara pengguna dengan konten dan menyatu secara halus dengan medium, membuatnya lebih efektif daripada iklan bergambar. Iklan Native saat ini menyumbang hampir 60 persen dari seluruh pasar iklan digital Amerika dan tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada iklan bergambar.

Yoon juga berkata, di Indonesia, pasar iklan programmatic dan pasar iklan online secara umum berkembang dengan pesat. Tetapi platform iklan Native Dable, yang dilengkapi dengan teknologi personalisasi dan rekomendasi, masih dalam tahap awal. ''Kami berharap INAC tahun ini akan berkontribusi pada upaya yang saat ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi yang berguna mengenai iklan Native dan membangun strategi yang terkait dengan iklan.''

 Berdasarkan kualitas tinggi dan kinerja yang sangat baik dari teknologi personalisasi dan rekomendasinya, Dable baru-baru ini mulai memasuki pasar Indonesia. Sejauh ini, Dable telah berhasil menandatangi kesepakatan kerjasama dengan berbagai perusahaan media teratas di Indonesia diantaranya Tempo, Kontan, Republika, JPNN, Hipwee, dll yang berdaya guna sebagai inventaris. Dable menyatakan, pihaknya tengah menarik minat para pengiklan dari kalangan perusahaan lokal Indonesia dan perusahaan internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia. (rls)