JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 Prabowo-Sandi dikabarkan tengah menunggu arahan Djoko Santoso untuk memutuskan kesertaan dalam wacana gerakan people power yang belakangan mengemuka.

"Tunggu Pak Djoko. Yang ketuanya Pak Djoko. Iya Pak Djoko Santoso," kata Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di rumah dinasnya, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (10/05/2019).

Dalam berita media online berjudul 'BPN Tunggu Arahan Djoko Santoso soal People Power' disebutkan, saat menjawab pertanyaan soal 'people power' itu, Muzani baru menyelesaikam pertemuan dengan para Sekjen partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Di antara yang hadir ialah, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso, Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan Sekjen PKS Mustafa Kamal.

Sementara Prabowo, ditulis oleh The Strait Times dalam berita berjudul 'Indonesian presidential hopeful Prabowo Subianto calls for data irregularities to be corrected' mengatakan, "Saya tidak akan menyerukan rakyat untuk turun ke jalan, tapi saya yakin mereka akan melakukannya. Karena jika Anda melihat sejarah, rakyat Indonesia bukan kambing. Mereka tidak akan hanya menerima begitu saja (dugaan kecurangan Pemilu, red),".

Meski Prabowo tegas tak akan mendorong massa pendukungnya ke jalanan dalam melawan dugaan kecurangan Pemilu, politisi Demokrat Andi Arief menyebut masih ada upaya menarik atensi Prabowo soal aksi jalanan melalui sosok yang disebutnya sebagai Komandan bisnis Pam Swakarsa 1998 yakni, Mayjend (purn.) Kivlan Zein.

"Munculnya Kivlan Zein sekarang saya kira untuk mendapatkan perhatian Pak Prabowo untuk kembali membuat bisnis massa demonstrasi. Kivlan enggak peduli dengan berapa besar jatuh korban," kata Andi kepada wartawan, Kamis (09/05/2019) lalu.

Isu people power memang kian santer jelang penetapan resmi hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 oleh KPU yang dijadwalkan pada 22 Mei mendatang, bertepatan dengan 17 Ramadhan 1440 H.

People Power dalam kaitannya dengan gerakan sosial massa dan dugaan makar, juga tak sedikit menyeret sejumlah nama berurusan dengan polisi. Sebut saja, Eggi Sudjana (Aktivis Hukum dan Politikus PAN), dan Kivlan Zen (Purnawirawan TNI yang juga senior mantan Presiden RI, SBY).

Ada juga politisi Gerindra, Permadi yang rencananya akan diperiksa Polisi pada 14 Mei 2019 terkait dugaan seruan revolusi.

Di luar politisi, ada juga tokoh-tokoh pendukung Prabowo-Sandi yang 'akrab' dengan aksi massa muslim, kini berurusan dengan polisi. Sebut saja Ustadz Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI dan aktivis 212), Ustadz Slamet Maarif (Ketua PA 212), Ustadz Haikal, dan lainnya.***