BAGANSIAPIAPI - "Saya hanyalah serpihan saksi yang masih hidup terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir sedangkan kawan kawan saya sudah banyak yang meninggal dunia," kata Plt Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim kepada seluruh masyarakat Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau yang sedang menyaksikan acara Rohil Bersenandung, Rabu (4/10/2018) malam. Bibir dan tangannya yang sedang memegang microphone bergetar saat mengucapkan sejarah terbentuknya Rokan Hilir.

Karena itu, katanya lagi, siapapun orang yang merantau ke Rokan Hilir baik itu seorang pendatang maupun putra daerah wajib membangun Rokan Hilir karena selama ini dia sudah minum dan mandi disini.

"Ini bersama saya ada Direktur RAPP, asli orang Kubu Rohil, siapa yang tidak bangga ada anak Rohil jadi direktur karena bisa naik helikopter gratis kemana saja pergi," puji Wan Thamrin dengan harapan agar masyarakat Rokan Hilir yang sudah sukses tidak lupa dengan kampung halamannya.

Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-19 Rokan Hilir yang dilaksanakan pada hari Kamis (4/10/2018), Plt Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim sekali lagi mengulang kisah sejarah terbentuknya Rokan Hilir kepada masyarakat agar mereka mengetahuinya.

Dia menceritakan, sewaktu Bagansiapiapi masih dibawah pemerintahan Kabupaten Bengkalis pada tahun 1960 yang lalu, almarhum Rambah Cs pergi mendayung sampan menyeberangi lautan menuju Bengkalis untuk berjuang membentuk kabupaten sendiri. Selama perjuangan itu, salah seorang rekannya, almarhum H.Misran Rais menciptakan lagu "Hymne Rokan Hilir" dengan menggunakan biola.

"Beliau kala itu menjumpai Bupati Bengkalis dengan membawa berkas dan sekaligus menyerahan lirik lagu Hymne Rohil," kata Wan Thamrin.

Dia mengingatkan, terbentuknya Kabupaten Rohil pada dasarnya melalui perjuangan yang sangat melelahkan. Bahkan, ada pejuang-pejuang yang terdahulu yang sudah bekerja keras namun tidak sempat menikmati apa yang sudah diperjuangkannya saat dia masih hidup.

"Jangan hancurkan Rokan Hilir demi kepentingan kalian pribadi atau kelompok. Baik itu pendatang, warga tempatan atau yang lainnya, marilah bersama-sama bersatu untuk membangun negri kita yang kita cintai ini dengan segenap jiwa dan raga," pinta Wan Thamrin dengan menahan rasa haru.

Usai memberikan pidatonya, Wan Thamrin turun panggung dan mendatangi masyarakat yang sedang berdiri di pinggiran jalan dan menyalami mereka satu persatu dengan menggunakan bahasa melayu Bagan. ***