PEKANBARU - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau memprediksi pada triwulan III 2019, perekonomian Riau diperkirakan tumbuh positif, berada pada kisaran 2,05-2,55 persen yoy atau melambat dibandingkan realisasi triwulan II 2019.

Kadiv Advisory Pengembangan Ekonomi KPw Bank Indonesia Provinsi Riau, Teguh Setiadi mengatakan, perlambatan dari sisi penggunaan diperkirakan bersumber dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan ekspor yang terkontraksi lebih dalam.

"Melambatnya konsumsi rumah tangga bisa disebabkan oleh tidak adanya pembayaran tambahan atau kenaikan pendapatan seperti pada triwulan II 2019. Selain itu harga minyak dan karet diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II 2019, sehingga turut menjadi faktor penahan konsumsi rumah tangga," kata Teguh dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Riau Periode Agustus 2019 di aulau serbaguna BI Riau, Kamis (10/10/2019).

Adapun perlambatan konsumsi pemerintah, kata Teguh, dipengaruhi oleh turunnya APBD 2018. Sedangkan, perlambatan dari sisi penggunaan bersumber pula dari kontraksi ekspor luar negeri yang diperkirakan lebih dalam dibandingkan triwulan II 2019, sejalan dengan meningkatnya penjualan domestik pasca penerapan Permendag Nomor 21 Tahun 2019 dan Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 mengenai prioritas produksi hasil pertambangan untuk kebutuhan industri pengolahan domestik dan meningkatnya penyerapan biodiesel untuk perluasan B20.

Dari sisi lapangan usaha, lanjut Teguh, perlambatan diperkirakan bersumber dari pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan kontraksi pertambangan yang diperkirakan masih terus terjadi akibat natural declining. Deselerasi lapangan usaha pertanian dipengaruhi puncak musim kemarau dan kabut asap yang diperkirakan mengganggu produktivitas panen.

Sementara itu, semakin kuatnya hambatan tarif atau non-tarif terhadap ekspor CPO, terutama dari Eropa menahan pertumbuhan industri pengolahan ditengah belum membaiknya permintaan India dan Tiongkok.

"Adapun perlambatan dari lapangan usaha perdagangan sejalan dengan melambatnya konsumsi rumah tangga," tuturnya. ***