PEKANBARU - Kabar duka menyelimuti pesta demokrasi Indonesia. Pasalnya, sejak hari pencoblosan pada Rabu (17/4/2019) lalu sudah 554 orang pelaksana Pemilu yang meninggal dunia.

Di Provinsi Riau sendiri, sebanyak 13 pelaksana Pemilu yang wafat. Untuk meringankan beban keluarga pahlawan - pahlawan demokrasi yang gugur ini, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pekanbaru mengadakan penggalangan dana di beberapa kampus, seperti di UIN Suska Riau, Universitas Riau, dan Universitas Islam Riau.

Ketua PMII Pekanbaru, Amri Taufiq Hsb menyebutkan, bahwa penggalangan dana ini adalah bentuk kepedulian PMII terhadap para pahlawan -pahlawan demokrasi.

"Mari kita ringankan beban keluarga mereka yang ditinggal, baik itu dari petugas Pemilu serentak 2019, dan kepolisian. Kami ingin memulai gerakan ini, mudah-mudahan ke depan ada yang mengikuti dan sama - sama kita perlihatkan kepedulian," kata Amri di Pekanbaru, (8/5/2019).

Tak hanya menggalang dana, lanjutnya, PMII juga ingin mengkiritik pelaksanaan Pemilu serentak tahun ini.

"Kami juga punya kritik terhadap pemerintah dan DPR agar kiranya UU tentang Pemilu ini dikaji ulang kembali. Ini adalah kegiatan yang melelahkan, hasil yang mereka para petugas peroleh juga tidak sesuai dengan kerjanya. Terbukti juga bahwa pemilu kali ini sudah banyak makan korban karena kelelahan, dan lain-lain. Mohon kiranya ada pertimbangan dari DPR dan Pemerintah untuk regulasinya," tukasnya.

Sementara itu, salah seorang Mahasiswi, Nasrun Haryani yang sempat memberi sumbangan ketika PMII gerak ke kampus untuk melakukan penggalangan dana, memberikan respon positif terhadap apa yang dilakukan PMII.

"Sesama anak bangsa kita harus saling meringankan beban, mudah - mudahan akan ada banyak yang berpartisipasi untuk membantu para keluarga yang ditinggal, karena mereka adalah keluarganya Pahlawan," ujar wanita yang akrab disapa Yani ini.

Lebih lanjut, kegiatan ini akan kembalj berlanjut pada hari Rabu (8/5/2019) di beberapa titik lampu merah dan Pasar yang ada di Kota Pekanbaru. ***