PARIAMAN - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menyebutkan, 10 dari 16 sirine peringatan dini tsunami yang ada di daerah tersebut mengalami kerusakan. Bahkan, saat ini alat pendeteksi itu tinggal bersisa enam unit saja yang bisa berfungsi.

"Jadi, kerusakan alat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Sumbar pada 2014 ini karena akinya dicuri oleh sesorang, akibatnya sudah tidak berfungsi," ujar Kepala BPBD Kota Pariaman, Asrizal di Pariaman, Kamis (6/9/2018) seperti dilansir Kumparan.com.

Ia menambahkan, untuk memperbaiki sirine itu, pihaknya membutuhkan tenaga teknisi khusus dari Jakarta, sedangkan pengadaan barang pada 2018 belum tersedia.

Kota Pariaman memiliki garis pantai sepanjang 12,5 kilometer. Asrizal menilai idealnya daerah itu membutuhkan 16 sirine Early Warning System (EWS).

"Masing-masing sirine ini memiliki daya jangkau hingga satu kilometer, untuk mendeteksi adanya peringatan bencana alam tsunami," paparnya.

Sementara, untuk jalur evakuasi, pemerintah setempat telah menyiapkan 20 titik kumpul dengan 22 jalur yang terdapat di Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan Pariaman Timur dan Kecamatan Pariaman Selatan.

Di sisi lain, ada juga beberapa bangunan yang bisa dijadikan shelter sementara apabila terjadi tsunami. "Di antaranya, sekolah Menengah Pertama Negeri 2 (SMPN), bekas kantor wali kota lama di Kelurahan Karan Aur," paparnya. ***