AGAM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam mengimbau masyarakat untuk tidak mengusik keberadaan buaya yang bertelur di kebun sawit milik warga di Jorong Ujuang Labuang, Nagari Tiku V Jorong, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). 

Kepala Seksi Wilayah Satu Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Khairi Ramadhan, didampingi Unit Pengendali Ekosistem Hutan (EH) Ade Putra mengatakan, dari sejumlah pemantauan yang dilakukan, ditemukan beberapa buah kelapa di sekitar sarang telur buaya, yang diduga sengaja dilemparkan masyarakat untuk memancing buaya.

"Saat pemantauan, petugas menemukan aktivitas manusia diduga kuat dilemparkan untuk memancing gerakan buaya menggunakan kelapa," katanya seperti dilansir harianhaluan.com.

Menurutnya, untuk mengantisipasi itu pihaknya bersama pemerintah nagari dan Bhabinkantimbas sudah memberikan himbauan serta garis pembatas agar masyarakat tidak melihat dengan jarak terlalu dekat, atau memancing reaksi buaya.

Dikatakannya, dari hasil pemantauan terakhir buaya mulai berani mendekati daratan yang sebelumnya berada dalam rendaman air. Diduga merasa terganggu, satwa buas jenis buaya muara (Crocodylus porosus) terlihat semakin agreasif.

"Dari pemantauan terakhir buaya sedikit agresif dari biasanya, ini bentuk respon kalau hewan ini merasa terganggu. Adanya aktifitas manusia dengan frekuensi berlebih di sekitar sarangnya tentu akan memicu respon hewan reptil itu," jelasnya.

"Buaya jenis muara itu merupakan hewan yang dilindungi dan harus dijaga agar tidak diganggu dan bisa membahayakan masyarakat sekitar," lanjutnya.

Ia menambahkan, telur buaya diperkirakan 50 sampai 60 hari akan menetas, pihaknya akan terus melakukan pemantauan secara berkala. "Maret kemungkinan telur itu akan menetas," jelasnya. (h/yat/hln)