PEKANBARU - Setelah menggelar ngobrol pintar (Ngopi) dengan tema penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan pada 22 April lalu, kali ini, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali mengadakan diskusi serupa, Senin (13/5/2019).

Bertempat di Gedung Graha Pena, Jalan HR Soebrantas Kota Pekanbaru, acara ngopi yang sudah tiga kali dilaksanakan ini bertemakan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.

Ketua PWI Provinsi Riau, Zulmansyah Sekedang mengatakan, bahwa acara ini merupakan kegiatan yang sudah tiga kali dilakukan. Karena itu, ia berharap agar dialog bersama KLHK ini mampu menambah wawasan wartawan, khususnya tentang kehutanan dan konservasi.

"Kegiatan kali ini sekaligus berbuka puasa bersama. Kita harapkan ke depannya, kegiatan ngopi ini semakin banyak pesertanya, dan mampu menambah wawasan," kata Zulmansyah Sekedang.

Selain bekerjasama dengan KLHK, lanjutnya, PWI nantinya juga akan kembali mengadakan kegiatan ngopi bersama narasumber yang berbeda.

"Nanti akan ada kegiatan lain dengan tema berbeda. Karena selama tiga kali pelaksanaan, ngopi bersama KLHK inilah yang pesertanya paling banyak," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang narasumber, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir. Wiratno, M.Sc membeberkan luasnya wilayah konservasi serta pengelolaan tumbuhan dan satwa liar di Indonesia.

"Di Indonesia, lahan konservasi mencapai 27,14 juta hektar yang luasnya melebihi Inggris raya. Kawasan ini dikelilingi hampir 6.000 desa. Seperti di Riau, suaka margasatwa Rimbang Baling, sangat luas. Inilah yang harus dijaga," kata Wiratno menjelaskan.

Lebih lanjut, dialog ngobrol pintar PWI ini dihadiri oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Ditjen Gakkum KLHK Ir. Sustyo Iriyono, M.Si dan Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Riau, Dr. Elviriadi, S.Pi, M.Si, media cetak dan online, serta tamu undangan lainnya. ***