PEKANBARU - Persoalan abrasi di daerah Riau Pesisir, seperti Pulau Rupat, Pulau Bengkalis dan kawasan Kepulauan Meranti saat ini sudah cukup mengkhawatirkan.

Kondisi ini, tentu menjadi perhatian banyak pihak. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp300 miliar untuk mengatasi persoalan abrasi tersebut.

Menanggapi kabar abrasi di daerah Riau Pesisir ini, Anggota DPRD Provinsi Riau dapil Bengkalis, Solihin Dahlan menilai, bahwa penangangan abrasi harus diiringi dengan pembangunan fisik dan penanaman pohon bakau.

Dijelaskannya, kedua poin ini harus diperhatikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Pemkab Bengkalis dalam menangani abrasi. Sebab, menanam pohon bakau tidak akan efektif apabila tidak diikuti dengan pembangunan turap.

"Jika penanganan abrasi hanya berupa penanaman pohon bakau, maka hal tersebut hanya efektif di kawasan perairan kecil saja," kata Solihin di Pekanbaru, Selasa (9/7/2019).

Untuk itu, lanjut politisi PKB ini, diperlukan turap yang dinilai mampu menahan hempasan ombak.

"Batu pemecah ombak juga bagian dari upaya menangani abrasi. Tapi tentu tidak serapat turap. Kalau sedang pasang, maka hempasan ombak juga akan masuk, kalau turap kan lumayan bisa meredam tekanannya," ungkapnya.

Memang, sebut Solihin, pembangunan turap untuk menahan abrasi ini cukup mahal. Sebab, pembangunan 100 meter turap membutuhkan anggaran sebesar Rp1 miliar.

"Tapi kan abrasi ini sudah menjadi persoalan negara. Makanya, masalah anggaran harusnya bisa diatasi. Bayangkan saja kalau lagi musim angin selama tiga bulan, dan setiap bulan lahan yang menyusut lebih kurang 1 meter. Jadi memang perlu direspon secepatnya," tegasnya.