PADANG – Pemberlakuan one way dari Padang - Bukittinggi via Padangpanjang oleh Polda Sumatera Barat (Sumbar), Ahad (14/4/2024) mampu menghindari terjadinya kemacetan di jalan lintas tersebut. Sebelumnya sejak tanggal 11 April, one way diberlakukan sebaliknya. Namun titik kemacetan justru pindah dari jalur Bukittinggi-Payakumbuh-Limapuluh Kota. Meski ada jalur alternatif melalui Bukit Batabuah yang terkena longsor lahar dingin beberapa waktu lalu, ramainya arus balik kendaraan yang menuju Pekanbaru tetap membuat terjadi kemacetan di beberapa persimpangan.

Kemacetan juga terjadi di Pasar Baso, hingga jelang memasuki Kota Payakumbuh. Kemacetan terparah terpantau sejak pukul 19.00 dari Payakumbuh ke Tanjung Pati (Limapuluh Kota). Aparat kepolisian akhirnya harus mengalihkan arus kendaraan melalui jalur alternatif, namun Payakumbuh-Lubuk Bangku tetap ditempuh dalam waktu tiga jam.

Sedangkan Padangpanjang-Payakumbuh via Bukit Batabuah Kubang Putih-Baso waktu tempuhnya 3,5 jam. Sementara Payakumbuh-Lubuk Bangku via Jalan alternatif Koto Panjang waktu tempuhnya 3 jam.

Pihak kepolisian juga menerapkan one way di jalur Payakumbuh tersebut. Kendaraan dari arah Riau yang memasuki Kota Payakumbuh dialihkan ke jalan alternatif di wilayah Ketinggian menuju kota. Sementara kendaraan dari arah Payakumbuh tetap menggunakan jalan lintas biasa menuju ke perbatasan menuju Riau. Namun karena banyaknya kendaraan, jalur tersebut tetap macet hingga di daerah Lubuk Bangku.

Setelah Lubuk Bangku, relatif tidak ada kemacetan seperti yang terjadi di Payakumbuh-Tanjungpati sehingga kendaraan tak bisa bergerak. Namun pengendara umumnya patuh untuk tetap di jalurnya sehingga tidak memperparah kemacetan. Sekitar pukul 20.00 kendaraan menuju Pekanbaru dialihkan ke jalur alternatif untuk menghindari titik macet di Pasar Sarilamak atau Simpang Harau.

Perbatasan Sumbar Terpantau Lancar

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar Refizal melalui Kabid Lalu Lintas Edi Yusri menjelaskan, arus balik Sumbar-Riau di jalan lintas perbatasan terpantau masih lancar dan aman.

’’Sampai saat ini arus balik di perbatasan Sumbar-Riau terpantau aman dan lancar. Pihaknya bersama Satlantas Polres Kampar menyiapkan rekayasa lalu lintas kalau di perbatasan Sumbar-Riau terjadi kemacetan,’’ jelas Edi Yusri, Ahad (14/4).

Edi Yusri menambahkan, kalau terjadi kemacetan di perbatasan menyiapkan jalan alternatif di Koto Masjid. Saat ini warga yang balik juga bisa memanfaatkan jalan Tol XIII Koto Kampar-Bangkinang-Pekanbaru.

Laka Lantas di Sumbar Turun 27 Kasus

Sementara itu, Ditlantas Polda Sumbar mencatat angka kecelakaan lalu lintas selama Idulfitri hingga kemarin mengalami penurunan.

Hingga H+9 pelaksanaan Ops Ketupat Singgalang 2024 tercatat sebanyak 62 kasus atau turun sebanyak 27 kasus dibanding tahun 2023 89 kasus kecelakaan.

“Berdasar analisa dan evaluasi (Anev) Ops Ketupat Singgalang 2024 hingga H+9 tercatat korban kecelakaan meninggal dunia 11 orang, luka berat 16 orang dan luka ringan 86 orang,” kata Dirlantas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Nur Setiawan.

Berdasar data Polres kabupaten/kota, sebut Dwi Nur Setiawan, korban kecelakaan meninggal dunia tercatat di Polres Bukittinggi 1 orang, Polres Pasaman 2 orang, Polres Padangpariaman 2 orang, Polres Pesisir Selatan 2 orang. Kemudian Polres Limapuluh Kota 2 kasus, Polres Agam 1 orang, dan Polres Dharmasraya 1 kasus.

Untuk kasus luka berat tercatat Polresta Padang 5 orang, Polres Pasaman Barat 7 orang, Polres Limapuluh Kota 1 orang dan Polres Agam 3 orang. Sedangkan kasus luka ringan dengan rincian yakni Polresta Padang 11 orang.

Polres Pesisir Selatan 4 orang, Polres Bukittinggi 13 orang, Polres Payakumbuh 2 orang. Polres Pasaman 9 orang, Polres Padangpariaman 15 orang, Polres Tanahdatar 6 orang.

“Polres Sijunjung 8 orang, Polres Solok 10 orang, Polres Limapuluh Kota 1 orang, Polres Padangpanjang 4 orang dan Polres Sawahlunto 3 orang,” papar Dirlantas.

Ia menyebutkan dari data laka itu, sebanyak 64 kasus terlibat laka lantas kendaraan roda dua (R2). Data itu turun 75 persen dibanding 2023. Kendaraan roda empat (R4) 35 kasus atau turun 12 persen dibanding 2023.

“Kemudian bus sebanyak 1 kasus atau naik 100 persen dibanding 2023. Mobil barang 4 kasus atau turun 150 persen dibanding 2023 dan Ranau sebanyak 1 kasus atau naik 100 persen dibanding 2023,” tuturnya.

Sementara untuk kerugian materil sepanjang tahun 2024, sebut Dwi Nur Setiawan, mencapai Rp305.250.000. “Atau naik Rp133.490.000 dari kerugian tahun 2023 yang berjumlah Rp171.760.000,” sebutnya.

Faktor-faktor penyebab kecelakaan adalah faktor manusia (human error) seperti lalai, kelelahan saat berkendara, mengantuk dan tidak fit. “Termasuk juga faktor alam, faktor kendaraan yang digunakan, faktor jalan,” paparnya.

Ia juga menyebutkan jumlah kendaraan masuk ke Sumbar berjumlah 66.741 unit kendaraan. Dan untuk jumlah kendaraan keluar berjumlah 30.997 unit kendaraan. “Kami memprediksi puncak arus balik terjadi pada hari Sabtu dan Ahad atau H+3, H+4,” ucap Dirlantas.

Untuk itu, masyarakat agar selalu berhati-hati saat berkendara, menjaga kesehatan. “Tak kalah pentingnya mengutamakan keselamatan daripada kecepatan mematuhi rambu lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas dan bisa melaksanakan Mudik Ceria, penuh Makna,” imbaunya. ***