JAKARTA -- Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan baricitinib dan sotrovimab untuk mengobati Covid-19.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir laman resmi WHO, obat baricitinib sangat direkomendasikan untuk pasien Covid-19 yang parah atau kritis.

Ini menjadi bagian dari kelas obat yang disebut inhibitor janus kinase (JAK), yang menekan stimulasi berlebihdan dari sistem kekebalan tubuh.

Obat baru untuk pengobatan Covid-19 ini direkomendasikan WHO untuk diberikan dengan obat kortikosteroid.

Adapun baricitinib merupakan obat oral, yang digunakan dalam pengobatan reumatoid arthritis.

Ini memberikan alternatif untuk obat radang sendi lain yang disebut penghambat reseptor Interlukin-6, yang direkomendasikan WHO pada Juli 2021.

Dituliskan Aljazeera, baricitinib diproduksi oleh perusahaan farmasi raksasa Amerika Serikat Eli Lilly.

Sementara ini, versi generik tersedia di India dan Bangladesh, serta paten berlaku di banyak negara seperti Brasil dan Indonesia.

Obat baricitinib diharapkan mampu mengurangi kebutuhan pasien Covid-19 akan ventilator. Obat Covid baru rekomendasi WHO ini telah terbukti meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup tanpa tanda-tanda peningkatan reaksi yang merugikan.

Sedangkan sotrovimab, WHO merekomendasikan secara kondisional. Penggunaan obat antibodi monoklonal, sotromivab, untuk mengobati pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau sedang, tapi berisiko tinggi dirawat di rumah sakit.

Kelompok-kelompok dengan risiko tinggi tersebut seperti lansia, immunocompromised, orang yang tidak divaksinasi, serta orang-orang dengan komorbid seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang dibuat di laboratorium, meniru mekanisme pertahanan alami tubuh.

Sotromivab menjadi alternatif untuk casirivimab-imdevimab, koktail antibodi monoklonal yang direkomendasikan WHO pada September 2021.

Studi tengah berlangsung untuk mengetahui efektivitas antibodi monoklonal terhadap Omicron, namun studi awal di laboratorium menunjukkan sotrovimab mampu mempertahankan aktivitasnya.

Sebagai tambahan informasi, panel ahli yang mengembangkan pedoman melihat dua obat lain untuk Covid-19 yang parah dan kritis, yaitu ruxolitinib dan tofacitinib.

Mengingat efeknya yang tidak pasti, maka WHO membuat rekomendasi obat Covid yang bersyarat terhadap penggunanya.***