PEKANBARU - Tiongkok masih menduduki urutan pertama sebagai negara pemasok terbesar impor non minyak dan gas (migas) ke Provinsi Riau selama periode Januari-Februari 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom menguraikan, bahwa impor non migas ke Riau menurut negara asal pada periode Januari-Februari 2018, terutama berasal dari Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu 102,01 juta dolar AS. Hasil impor yang dikantongi Tiongkok tersebut setara dengan Rp1.404.778.894.027 atau Rp1,4 triliun.

"Tiongkok memberikan kontribusi terbesar sekitar 43,99 persen dari impor non migas yang masuk ke Riau. Jumlahnya mencapainya Rp1,4 triliun selama periode Januari-Februari 2018," ungkap Aden kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (09/04/2018).

Kemudian, diikuti Malaysia dengan memasok 32,97 juta dolar AS setara Rp45,4 miliar dengan persentase 14,22 persen, Singapura sebesar 12,23 juta dolar AS setara Rp168,4 miliar dengan persentase 5,27 persen, dan Kanada sebesar 11,61 juta dolar AS setara Rp159,8 miliar dengan persentase 5,01 persen.

"Kontribusi keempatnya mencapai 68,49 persen terhadap keseluruhan impor non migas," ucapnya.

Sedangkan, dari sepuluh negara utama pemasok barang impor non migas ke Riau pada bulan Februari 2018, lima negara diantaranya mengalami peningkatan, dan lima negara mengalami penurunan.

Peningkatan terbesar terjadi pada impor dari Vietnam 1,65 juta dolar AS setara Rp22,7 miliar atau 82,56 persen, Selandia Baru 1,13 juta dolar AS setara Rp15,5 miliar atau 64,32 persen, dan Kanada 0,77 juta dolar AS setara Rp10,6 miliar atau 14,15 persen, Singapura 12,226 juta dolar AS setara Rp168,3 miliar atau 10,72 persen dan India sebesar 6,537 juta dolar AS setara Rp90 miliar atau 1,12 persen.

Sedangkan, penurunan impor terbesar terjadi dari Tiongkok 29,57 juta dolar AS setara Rp407 miliar atau 44,95 persen, Malaysia 32,974 juta dolar AS setara Rp454 miliar atau 5,24 persen, Australia 2,03 juta dolar AS setara Rp27,9 miliar atau 56,33 persen, Swedia 1,78 juta dolar AS setara Rp24,5 miliar atau 41,61 persen dan Thailand 0,99 juta dolar AS setara Rp13,6 miliar atau 21,07 persen.

"Dilihat dari perkembangan impor non migas dari sepuluh negara utama tersebut selama periode Januari-Februari 2018 terhadap periode yang sama tahun 2017, diketahui naik sebesar 97,13 persen," tandasnya. ***