JAKARTA - Terbongkarnya kasus dugaan korupsi ekspor minyak goreng ikut mulai merembet ke berbagai pihak. Salah satunya adalah klub sepak bola Perisis Solo. Pasalnya klub milik Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu diketahui disponsori oleh PT Wilmar Nabati Indonesia, salah satu anak perusahaan Wilmar Group.

Seperti diketahui salah satu dari 4 tersangka korupsi izin ekspor minyak goreng yang ditangkap Kejaksaan Agung (Kejagung) adalah Master Parulian Tumanggor (MPT) yang tak lain adalah Komisaris PT Wilma Nabati Indonesia.

MPT ditangkap bersama Stanley MA (SMA) Senior Manajer PT Permata Hijau, Pierre Togar Sitanggang (PTS) Manajer Affair PT Musim Mas dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen PLN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indrasari Wisnu Wadhana (IWW).

Dikutip dari fajar.co.id, Kamis 21 April 2022, terkuak bahwa Wilmar Group menjadi sponsor Persis Solo. Kerja sama klub milik Kaesang itu terjalin sejak klub sepak bola yang bermarkas di Stadion Manahan itu masih berlaga di Liga 2. Musim ini Persis Solo bakal bertarung di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, yakni Liga 1.

Pada jersey Persis Solo terpampang logo Wilmar bersama dengan sponsor lain seperti Free Fire, Bank Aladin Syariah dan Gurih.
Dalam keterangannya pada Oktober 2021 lalu, Country Head Wilmar International Ltd untuk Indonesia, Darwin Indigo mengakui pihaknya menjadi sponsor Persis Solo. Menurutnya klub dengan julukan Laskar Sambernyawa itu berpotensi mengapai prestasi lebih tinggi. Terlebih klub kebanggaan warga Kota Solo Jawa Tengah itu berhasil promosi dari Liga 2 ke Liga 1.

Darwin menambahkan, sepak bola merupakan olahraga yang sangat dekat dengan masyarakat di Indonesia. Hal ini, sesuai dengan produk-produk yang di hasilkan Wilmar Group seperti minyak goreng, beras, dan lainnya yang juga dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana turut menyoroti Wilmar Group yang menjadi sponsor Persis Solo. Melalui cuitan di akun twitternya @panca66, Kamis 21 April 2022, Panca menyebut jika kejadian ini terjadi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa dipastikan bakal ramai oleh pemberitaan dan tuduhan.

"Kalau ini kejadian di era rezim SBY, para bong udah pasti rame nih. Segala tuduhan pasti menyembur dari mulut mereka. Terutama si Panjoel. Iya nga sih?,” ujar Cipta.***