JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menulis 'surat cinta' untuk mengucapkan terima kasih kepada para pekerja pembangunan MRT Jakarta. Bagi Anies, peran para pekerja itu besar meski jarang tersorot.

Pesan itu diunggah Anies di akun media sosialnya pada Minggu (24/3/2019), di hari peresmian MRT Jakarta. Anies mengucapkan terima kasih kepada semua yang pernah bekerja membangun MRT. Dia pun secara khusus meminta nama para pekerja itu dicatat.

"Hari ini mungkin Anda di rumah, menonton di televisi atau membaca beritanya. Anda tidak berada di lokasi, tak menyaksikan langsung hasil kerja keras yang anda lakukan. Tapi ketahuilah, tepuk tangan tadi membahana. Ribuan bertepuk-tangan. Izinkan saya menegaskan bahwa tepuk tangan itu sesungguhnya untuk Anda, untuk tiap jiwa yang bekerja dalam senyap," tulis Anies.

Anies mengatakan para pekerja itu juga berperan dalam mengubah Jakarta. Baginya, peran para pekerja itu lebih besar daripada mereka yang berdiri di panggung peresmian MRT Jakarta.

"Kami yang berdiri di atas panggung, gelintiran jumlahnya, tak sebanding dengan Ibu-Bapak yang ratusan ribu jumlahnya yang bekerja tak tampak, jauh dari sorotan publik," ungkapnya.

"Atas nama rakyat Jakarta, saya mengirimkan rasa terima kasih dan rasa hormat pada Ibu, Bapak dan Saudara semua. Semoga tiap butir keringat itu akan dicatat sebagai amal shaleh, dan setiap kemudahan yang dirasakan oleh pengguna MRT akan dicatat sebagai amal jariyah bagi Anda semua," sambung Anies.

Berikut pesan Anies untuk pekerja MRT selengkapnya:

Kepada Yth.Para Pekerja Pembangunan MRT Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Ibu dan Bapak yg saya hormati, saya menuliskan pesan ini untuk ucapkan terima kasih. Apresiasi pada semua yg pernah bekerja membangun MRT ini.

Saya sudah berkali-kali naik MRT, tapi tadi pagi berbeda. Pagi ini bersejarah karena MRT akan diresmikan. Di perjalanan menuju lokasi acara, wajah para pekerja itulah yg muncul di benak saya.

Mereka yg berpeluh siang malam. Saya tahu persis karena hampir setiap malam lewat sekitar tiang-tiang pancang. Di malam gulita, saat mayoritas warga telah tidur, Anda semua masih berkeringat. Bekerja tanpa henti.

Borobudur dibangun selama lebih dari 100 tahun; bangsa kita memang punya stamina untuk membuat karya monumental lintas masa. Kita kagum karyanya tapi tak pernah kenal nama para pekerjanya.

Saya sudah meminta kepada Direksi PT. MRT agar mencatat setiap nama yang terlibat, sekecil apapun termasuk para pekerja paling operasional. Dokumentasikan semua, dan izinkan kami, bangsa Indonesia, mengenal orang-orang yg bekerja keras dalam sunyi.

Hari ini mungkin Anda di rumah, menonton di televisi atau membaca beritanya. Anda tidak berada di lokasi, tak menyaksikan langsung hasil kerja keras yang anda lakukan. Tapi ketahuilah, tepuk tangan tadi membahana. Ribuan bertepuk-tangan. Izinkan saya menegaskan bahwa tepuk tangan itu sesungguhnya untuk Anda, untuk tiap jiwa yg bekerja dalam senyap.

Anda telah mengubah wajah ibu kota, hasil kerja Anda akan memudahkan hidup jutaan orang selama puluhan tahun mendatang. Mereka semua hampir pasti tidak kenal dengan nama Anda tapi semua pasti merasakan karya Anda yg akan berbekas sepanjang sejarah.

Kami yg berdiri di atas panggung, gelintiran jumlahnya, tak sebanding dengan Ibu-Bapak yg ratusan ribu jumlahnya yg bekerja tak tampak, jauh dari sorotan publik.

Atas nama rakyat Jakarta, saya mengirimkan rasa terima kasih dan rasa hormat pada Ibu, Bapak dan Saudara semua. Semoga tiap butir keringat itu akan dicatat sebagai amal shaleh, dan setiap kemudahan yang dirasakan oleh pengguna MRT akan dicatat sebagai amal jariyah bagi Anda semua.

Wassalamu'alaikum warrahmatulahi wabarakatuh.

Salam,Anies Baswedan.***