PEKANBARU - Stok gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (Kg) di Provinsi Riau, khususnya di Pekanbaru sejak beberapa pekan terakhir ini, semakin sulit didapatkan. Bahkan, harganya melambung dari ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) mencapai Rp25-35 ribu per tabungnya. Hal ini tentunya semakin 'mencekik' warga ditengah-tengah kondisi lesunya ekonomi.

"Di Pekanbaru aja udah ada yang jual Rp35 ribu per tabung. Itupun susah dapatnya, saya hitung sudah sepuluh hari terakhir ini lah," kata Dina, seorang warga Pekanbaru kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (11/9/2017).

Sebagai warga biasa, Dina juga tak mengetahui secara pasti apa penyebab kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut. Meskipun stok barangnya kosong pada pangkalan, Dina biasanya masih bisa menemukan stok di pedagang pengecer. Namun kali ini berbeda, elpiji 3 kg memang susah untuk didapatkan.

"Semuanya kosong, pengecer juga kosong. Kalaupun ada, harganya mahal banget bisa 39ribu," ungkapnya kesal.

Kondisi langkanya ketersediaan elpiji ini juga dialami merata di beberapa kabupaten/kota. Diantaranya, di kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Selain kosong, harganya pun terbilang melonjak drastis karena per tabung yang menyerupai bentuk melon tersebut dibanderol dengan harga Rp 25 ribu.

"Padahal harga sebelumnya Rp 23 ribu per tabung. Selain susah untuk mendapatkan, harganya juga naik dari biasanya," ujar Lutfi, salah seorang ibu rumah tangga di Pangkalan Kerinci.

Berbeda lagi dengan yang terjadi di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Kelangkaan gas 3 kg di Negeri Hamparan Kelapa Dunia ini membuat harga gas ditingkat pengecer mencapai Rp40 ribu pertabungnya. ***