PADANG, GORIAU.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tetap memulai pembangunan jalan tol meski hingga Senin belum ada instruksi presiden (Inpres) yang menugasi PT Hutama Karya yang akan mengerjakan proyek tersebut.

"Sembari menunggu turunnya Inpres yang dikonsep oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, sebagaimana disampaikannya saat kunjungan ke Sumbar beberapa waktu lalu, pembangunan beberapa jembatan rute Duku-Sicincin tetap dimulai," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin (11/3/2013).

Sebelumnya, Gubernur Sumbar juga menyampaikan rencana pembangunan jalan tol ada tawaran "sharing" dalam bentuk pinjaman lunak dari Asia Africa Foundation (AAF). "Kami sudah menggelar pertemuan dengan pihak AAF dan mereka bersedia 'sharing' dalam bentuk pinjaman lunak dalam pembangun jalan tol yang direncanakan Pemprov Sumbar," katanya.

Perkiraan total anggaran rencana pembangunan jalan tol sampai perbatasan Provinsi Riau sekitar Rp10 triliun dengan panjang sekitar 167,24 kilometer.

Adapun anggaran untuk pembebasan lahan, diperkirakan menghabiskan anggaran Rp400 miliar lebih dan sebesar Rp800 miliar kalau ditambah pembelian kawasan ekonomi.

Ia menjelaskan bahwa dana pembangunan jembatan itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan biaya untuk pengerasan dan pembebasan lahan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumbar. "Hal ini sudah jalan," katanya.

Dengan demikian, kata Gubernur Sumbar, sepanjang belum keluarnya inpres, tentu tahapan pengerjaan jalan tidak bisa dimulai karena PT Hutama Karya belum mendapat penugasan.

Rencana awalnya pembangunan jalan tol Sumbar-Riau dikerjakan oleh Jasa Marga. Akan tetapi, kata dia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang satu ini disiapkan untuk bisnis murni.

"Maka, pembangunan jalan tol di Jawa diserahkan ke Jasa Marga," katanya menjelaskan.

Menurut dia, sebenarnya secara umum PT Hutama Karya sudah diberi penugasan untuk menjalankan kewajiban pemerintah dalam pembangunan infrastruktur jalan tol di wilayah Sumatra dengan biaya relatif murah.

Menyinggung sumber pembiayaan pembangunan jalan tol, Irwan menjelaskan bahwa konsepnya nanti bagi-bagi, artinya ada yang berasal dari APBD provinsi dan kabupaten/kota. Namun, jumlahnya belum dipastikan.

Kemudian, sumber anggaran berasal BUMN PT Hutama Karya sendiri karena mendapatkan dana penyertaan modal pemerintah.

"Kesepakatan secara lisan sudah ada dalam pola pengerjaan jalan tol itu, jembatan dibangun oleh pemerintah provinsi yang saat ini sudah jalan meski sumber anggaran dari APBN," katanya.

Sedangkan pembangunan konstruksi jalan tol tahap awal rute Baypass-Sicincin sekitar 9 km ditargetkan akhir tahun lalu. (ant/bs)Â