BAGANSIAPIAPI, GORIAU.COM - Desa Pasir Limau Kapas, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir, mungkin satu dari ribuan desa di Riau yang belum merasakan nyamannya sentruman listrik PLN. Meski sudah jadi kecamatan sendiiri dan berpisah dengan Kecamatan Kubu pasca pemekaran, namun warganya masih gelap-gelapan di malam hari.

''Saat ini warga yang mampu masih mengandalkan genset. Walau mahal, tapi itu terpaksa dilakukan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,'' ujar Meri, warga Pasir Limau Kapas kepada GoRiau.com, Selasa (10/2/2015).

Dijelaskan, di desa itu sudah dialokasikan diesel desa dan beberapa tiang sudah ditegakkan. Namun setelah beberapa tahun, diesel tak kunjung hidup dan tiang listrik juga hanya satu kilometer.

''Tiang listriknya cuma untuk pajangan dan jemuran kain. Warga di sini sudah bosan dengan kondisi ini. Semakin hari semakin tak jelas,'' ujarnya.

Karena warga menggunakan genset masing-masing, maka biaya operasional semakiin tinggi. Harga BBM di daerah ini Rp 9.000 perliter, kalau genset hidup enam jam sudah habis tiga liter atau Rp 27 ribu perhari. Kalau sebulan biayanya bisa Rp 810 ribu.

Karena itu, warga hanya menghidupkan genset malam hari saja. Sebagai kabupaten kaya di Riau, warga berharap Pemkab Rohil segera mencarikan solusi atas kondisi ini.

''Kami minta listrik desa segera difungsikan. Dan tiangnya ditambah, jangan hanya satu kilometer saja. Daerah ini luas dan warganya diperkirakan ada 1.000 KK,'' tutupnya.  ***