SELATPANJANG - Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia, ternyata terus mengembangkan komoditi lokal. Bahkan saat ini, meski belum seluruh orang Indonesia tahu, sagu Meranti sudah berhasil diolah menjadi 334 produk, diantaranya produk panganan.

''Masyarakat kita di sini sudah bisa mengolah sagu menjadi 334 produk, dan sebagian besar produk panganan,'' ujar pengurus Dekranasda Kepulauan Meranti, Syarifah Zumah, kepada GoRiau, Selasa (2/8/2016).

Meski ada ratusan produk olahan, namun tidak semua tersedia dalam waktu singkat. Misalnya bronis Sagu, penikmat kuliner harus terlebih dahulu memesan untuk kemudian dibuat (sesuai pesanan).

Menanggapi hal ini, kata Syarifah, mengatakan sehabis Idul Fitri 1437 H, Dekranasda tidak memiliki stok panganan sagu. Namun, bagi masyarakat yang menginginkan harus memesan, untuk kemudian dibuatkan. ''Tinggal dipesan saja, memang pasca lebaran ini tidak tersedia," aku Syarifah.

"Kalau pembuatnya sudah banyak, saya bisa buat bronis sagu itu. Di Belitung juga ada Pokja yang membuat bronis sagu," tambah Syarifah.

Memastikan di Meranti banyak yang bisa membuat panganan berbahan dasar sagu, Syarifah juga mengaku telah memberikan pelatihan ke 9 kecamatan se Meranti. "Saat ini sudah banyak yang tau. Kita sudah sosialisasikan ke semua kecamatan. Bisa memesannya di Dekranasda maupun Pokja," beber Syarifah saat menjelaskan produk olahan berbahan dasar sagu itu bisa dipesan meski tak ready stock. ***