BAGANSIAPIAPI - Bupati Rokan Hilir Suyatno menyebutkan ritual Bakar Tongkang yang setiap tahun dilaksanakan di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, tahun ini ditiadakan karena antisipasi penyebaran COVID-19.

"Khusus untuk kegiatan Bakar Tongkang tahun 2020 ini ditiadakan. Jadi kesimpulan rapat kita seperti itu," kata Suyatno usai menggelar rapat bersama tokoh masyarakat Tionghoa setempat di Gedung Daerah Datuk Batu Hampar, Bagansiapiapi, Kamis (11/6/2020).

Kemudian Bupati juga mengimbau warga keturunan Tionghoa di wilayahnya akan melaksanakan kegiatan sembahyang di kelenteng saja.

Sembahyang di kelenteng ini, menurutnya, harus tetap mengacu kepada aturan-aturan yang ada, yaitu protokol kesehatan untuk menghindari COVID-19.

"Semua pengunjung warga keturunan Tionghoa yang ingin sembahyang di kelenteng itu harus pakai masker, sebelum masuk dan keluar harus cuci tangan pakai sabun. Itu yang kita putuskan tadi dalam rapat tadi," kata Suyatno.

Dalam rapat itu, Bupati juga minta kepada warga keturunan Tionghoa menginformasikan kepada keluarga-keluarga mereka yang ada di luar Rokan Hiliragar tidak datang ke Bagansiapiapi dalam rangka kegiatan Bakar Tongkang ini.

"Yang jelas keputusan rapat kita hari ini Bakar Tongkang tahun 2020 ditiadakan," demikian Suyatno.

Bakar Tongkang merupakan tradisi kaum Tionghoa yang datang di Bagansiapiapi, Kabupaten RokanHilir, beberapa abad silam. Bakar tongkang berupa ritual pembakaran replika kapal yang bertujuan untuk berterimakasihkepada dewa atas rejeki yang merekaterima di tanah perantauan.

Bakar Tongkang selalu menarik minat ribuan warga Tionghoa dari berbagai daerah di Tanah Air untuk datang ke Bagansiapiapi. Kegiatan itu telah dikemas menjadi agenda wisata tahunan di Provinsi Riau. ***