SIAK - Sebanyak 55 orang petani di Kampung Empang Pandan Kecamatan Koto Gasib kabupaten Siak, Riau dengan luas kebun sawit 122,8 hektar mendapat program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau Replanting.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pandan Jaya Agus Salim Sinaga mengatakan sudah lama menanti program replanting ini. Sebab batang sawit yang ada saat ini tidak lagi produktif.

Dampaknya, kata Agus, juga sangat nampak pada hasil yang dipanen dan berpangaruh juga dengan pendapatan keluarga. Batang sawit yang ada di kampung Empang Pandan tahun tanam sangat tua, antara tahun 1982-1983.

"Bagi kami peremajaan ini sangat penting dilakukan, karena usia sawit kami lebih dari 25 tahun. Kami berharap setelah tahap pertama berhasil, kami juga mencoba usul untuk dilakukannya peremajaan sawit tahap kedua, ayo para petani untuk menuntaskan peremajaan kebun sawit rakyat ini,"ungkapnya.

Pelaksanaan replanting Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau Replanting di Kampung Empang Pandan Kecamatan Koto Gasib didukung oleh PT Palma Inti Lestari sebagai mitra dalam medukung budi daya Sawit serta didukung oleh Bank Riau Kepri.

Untuk penanaman perdana replanting ini dilakukan langsung oleh Bupati Siak Alfedri. Dari 900 hektar sawit yang ada, tahap pertama ini yang dilakukan replanting itu seluas 122.8 hektar.

"Alhamdulillah, hari ini kita melakukan penanaman perdana peremajaan kelapa sawit, atau replanting,"kata Bupati Siak Alfedri saat di temui usai acara, penanaman perdana Jum'at (14/2/2020) siang.

Dijelaskannya, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di kecamatan Koto Gasib ini merupakan program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Pelaksanan replanting itu didukung oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Riau) yang siap mensupport para petani yang lahannya di replanting harus menunggu 30 bulan sampai berbuah. Dengan melakukan pendampingan BPTP bersama para petani melakukan budidaya tanaman tumpang sari di lahan sawit yang diremajakan.

"Kita tidak ingin melakukan replanting yang tujuannya untuk mengatasi kemiskinan, namun memunculkan kemiskinan baru, makanya dengan adanya dukungan BPTP Provinsi Riau kita mendapat dukungan, bagaimana nanti masyarakat diberikan pendampingan menjelang sawitnya panen, bagaimana nanti ada usaha tani, akan diupayakan penanaman jagung, padi gogo, kedelai dan semangka," terangnya.

Dirinya berharap dari luas lahan yang belum di replanting, untuk tahap kedua juga dapat di bantu melalui dana BPDPKS. Alfedri juga mondorong Gapoktan, Kelompok Tani dan Koprasi Sawit agar membuat program peremajaan kebun sawit dengan baik. ***