JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah mengingatkan agar Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Polri jangan jagi mengimpor senjata dan amunisi karena Indonesia sudah memiliki industri dalam negeri yang mampu memproduksi sendiri.

Ternyata, dalam beberapa tahun belakangan Kemenhan dan Polri tetap melakukan impor senjata dan amunisi beserta aksesorisnya, sepatu dan seragam, dari berbagai negara, termasuk dari Israel. Hal itu membuat Presiden Jokowi jengkel.

"Kalau senjata, peluru kita sudah bisa. Apalagi hanya sepatu, kenapa harus beli dari luar?," ungkap Jokowi saat membuka Penghargaan P3DN 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023), seperti dikutip dari merdeka.com.

Jokowi pun langsung melarang Kemenhan dan Kepolisian RI melakukan impor senjata, kecuali barang dengan teknologi tinggi, seperti pesawat tempur.

Jokowi menegaskan, bahwa dia sudah mengingatkan beberapa kali untuk menggunakan produk dalam negeri. Bahkan dia mencontohkan negera sebesar Amerika saja mulai banyak mengonsumsi produk dalam negeri dibandingkan impor.

"Ini seingat saya, saya sudah berbicara mengenai produk dalam negeri, penggunaan produk dalam negeri ini yang keempat. Saya hadir terus. Kenapa saya hadir? Karena saya melihat ini sangat strategis dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita," tegas Jokowi, seperti dikutip dari CNBCIndonesia.

Dikutip dari merdeka.com, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor senjata dan amunisi, termasuk bagian dan aksesorisnya, yang dilakukan Indonesia mengalami peningkatan fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data BPS, berikut ini adalah daftar negara asal impor senjata dan amunisi yang dilakukan Indonesia pada tahun 2018 sampai 2022:

Tahun 2018

Belgia: berat 649.423 kg dengan nilai impor USD42,818 juta

Bulgaria: berat 114.486 kg dengan nilai impor USD22,90 juta

Kroasia: berat 48.471 kg dengan nilai impor USD28,04 juta

Serbia: berat 422.124 kg dengan nilai impor USD27,69 juta

Montenegro: berat 3.613 kg dengan nilai impor USD3,63 juta

Tahun 2019

Sudan: berat 818.998 kg dengan nilai impor USD18,96 juta

Niue: berat 141 kg dengan nilai impor USD5.575

Brasil: berat 1.71.363 kg dengan nilai impor USD240,93 juta

Bulgaria: berat 148.190 kg dengan nilai impor USD10,35 juta

Belarus: 14.116 kg dengan nilai impor USD445.772

Bosnia-Herzegovina: berat 3.610 kg dengan nilai impor USD136.548

Republik Cheska: berat 412.338 kg dengan nilai impor USD44,51 juta

Serbia: berat 27.821 kg dengan nilai impor USD6,73 juta.

Tahun 2020

Israel: berat 991.516 kg dengan nilai impor USD6,45 juta

Yordania: berat 94.869 kg dengan nilai impor USD1,67 juta

Amerika Serikat: berat 52.585 kg dengan nilai impor USD1,15 juta.***