JAKARTA -- Hari ini, Selasa (15/12/2020), Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan data terbaru jumlah tenaga medis atau tenaga kesehatan (nakes) yang wafat akibat Covid 19.

Sejak Maret hingga pertengahan Desember 2020, total 363 tenaga kesehatan yang wafat setelah terinfeksi Covid-19. Rinciannya: 202 dokter, 15 dokter gigi dan 146 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), 92 dokter spesialis (7 guru besar) serta 2 residen dan 1 dalam verifikasi. Keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah (provinsi) dan 92 IDI cabang (kota/kabupaten).

Sebanyak 363 tenaga kesehatan yang wafat akibat Covid-19 tersebut tersebar di 27 provinsi. Berikut rinciannya:

1. Jawa Timur: 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 43 perawat

2. DKI Jakarta: 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat

3. Sumatera Utara: 24 dokter dan 3 perawat

4. Jawa Barat: 20 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat

5. Jawa Tengah: 21 dokter dan 22 perawat

6. Sulawesi Selatan: 7 dokter dan 3 perawat

7. Banten: 7 dokter dan 2 perawat

8. Bali: 6 dokter

9. DI Aceh: 6 dokter dan 2 perawat

10. Kalimantan Timur: 5 dokter dan 3 perawat

11. Riau: 5 dokter

12. DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 13. perawat

13. Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat

14. Sumatera Selatan: 4 dokter dan 5 perawat

15. Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat

16. Sulawesi Utara: 3 dokter

17. Nusa Tenggara Barat: 2 dokter dan 1 perawat

18. Sumatera Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat

19. Kalimantan Tengah: 1 dokter dan 2 perawat

20. Lampung: 1 dokter dan 1 perawat

21. Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat

22. Bengkulu: 1 dokter

23. Sulawesi Tenggara: 1 dokter dan 2 dokter gigi

24. Papua Barat: 1 dokter

25. Papua: 2 perawat

26. Nusa Tenggara Timur: 1 perawat

27. Kalimantan Barat: 1 perawat

28. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait: 2 perawat.

Dr Adib Khumaidi, SpOT, selaku Tim Mitigasi PB IDI, mengatakan, meningkatnya jumlah kematian tenaga kesehatan ini merupakan dampak peningkatan jumlah penderita Covid-19, baik yang dirawat maupun yang OTG (orang tanpa gejala).

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid.

''Kami mengimbau masyarakat dan calon kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Segera memeriksakan kesehatan apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala,'' kata Adib.

Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah yang terpilih untuk memprioritaskan penanganan pandemi Covid-19 dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga kesehatan.

Tim Mitigasi IDI juga mengingatkan, meski vaksin Covid-19 sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal maka setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali.

Tingginya lonjakan jumlah pasien Covid-19 serta angka kematian tenaga tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspadai dan mematuhi protokol kesehatan (3M).

''Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri, namun juga keluarga dan orang terdekat, termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak,'' ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Dr drg Sri Hananto Seno, SpBM (K), MM, mengimbau masyarakat memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid-19.

''Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi, terutama mengingat penularan utama Covid-19 adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak,'' katanya mengingatkan.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah, S.Kp SH, M.Kep MH, menjelaskan bahwa berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas, terbanyak kedua yang gugur. Hal ini menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.

''Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia,'' sambung Harif.rls