BANGKINANG - Seminar Internasional dan Pameran Benda Sejarah Melayu Tua Minanga Kanwa yang diselenggarakan untuk menyemarakkan pelaksanaan Kampar International Dragon Boat Festival 2019, Sabtu (20/7/2019) mendapat sambutan antusias dari berbagai kalangan di masyarakat Kabupaten Kampar.

Letkol Infanteri Aidil Amin, S.IP, M.I.Pol Datuk Palo Panglimo Kampa selaku Ketua Pelaksana Kampar International Dragon Boat Festival 2019 ternyata memiliki harapan tersendiri atas diselenggarakannya seminar yang terbilang langka di Negeri Serambi Mekkahnya Riau ini.

Dalam bincang-bincangnya dengan wartawan di Aula Rumah Dinas Bupati Kampar, tempat diselenggarakannya seminar ini mengatakan, seminar budaya internasional ini bagian dari pelaksanaan event KIDBF 2019. "Sesuai konsep awal bahwa kita ingin angkat pariwisata budaya Kampar, maka untuk lebih lengkapnya kita buat seminar," ujar pria yang juga Komandan Kodim 0313/KPR ini.

Seminar ini bahkan mampu menghadirkan beberapa tokoh dan empat profesor bahkan satu diantaranya adalah Prof. Santo Saba Salomo yang ahli dalam membaca situs-situs kuno.

Tiga profesor lainnya adalah Profesor Ahmad Yanuana Samantho yang menyampaikan materi Kebesaran Peradaban Nusantara, Prof Suwardi MS yang menyampaikan materi tentang Sejarah Peradaban Melayu Tua dan Prof Munzir Hitami yang menyampaikan Eksplorasi Sejarah dan Pelestarian Situs dan Benda Sejarah Dalam Perspektif Islam.

Kemudian pemateri lain yang cukup mendapat sambutan antusias peserta adalah Ketua Kajian Andiko 44 DR (HC) Abdul Latief Hasyim yang membedah Peradaban Melayu Tua Minanga Kanwa (Kampar).

Lantas apa harapan lainnya dari penyelenggaraan seminar yang juga dihadiri tokoh masyarakat Kampar Ustad H Syahrul Aidi Maazat dan sejumlah tokoh lainnya adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Kampar akan arti pentingnya sejarah. "Agar orang Kampar terbuka mata hatinya bahwa Kampar ini besar. Sesuai tema seminar, melangkah tiga langkah kebelakang untuk maju seribu langkah kedepan," tutur Aidil.

Seminar ini juga mempelajari sejarah hebatnya masa lalu Kampar dan kedepan diharapkan lebih hebat lagi.

"Jangan saling menjatuhkan, sibuk memfitnah, pedulilah dengan negeri ini. Yang merasa terpanggil dengan kata-kata saya peduli dengan negeri ini," pungkas alumni SMAN 1 Bangkinang Kota dan Pondok Pesantren Islamic Centre Kampa itu.

Sementara itu, Ketua Panitia Seminar DR Khairil Anwar, SH menambahkan, tujuan sederhana diadakannya seminar ini adalah dalam rangka Kampar menuju industri pariwisata. Menurut dosen UIN Suska Riai ini sektor pariwisata saat ini menjadi sektor unggulan. "Kenapa dikatakan men jadi unggulan karena kita yakin kampar memiliki jejak sejarah yang diakui peradaban dunia," terangnya.

Ia mengungkapkan, seminar ini sengaja mengundang para ahli sejarah seperti ahli sejarah atlantis yakni Profesor Ahmad Yanuana Samantho. Kemudian Prof Santo Saba Salomo yang memiliki keahlian khusus sebagai pembaca relief tulisan tua. "Beliau sedari awal sampai menjejakkan kaki di Kampar beliau yakin bahwa pusat peradaban dunia adalah di Kampar," ulas Khairil.

Setting awal penyelenggaraan seminar ini adalah bagaimana Kampar mendunia. Tujuannya agar kampar menjadi destinasi wisata sejarah internasional.

Dengan demikian Kampar akan bangkit dengan menggeliatnya sumber ekonomi baru. "Kampar penuh dengan ulama, tokoh cerdik pandai dan sejarawan," katanya.

Seminar ini juga sengaja menghadirkan Prof Munzir Hitami sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam keagamaan. "Beliau yakini nggak ada kontradiksi penggalian sejarah, budaya dengan agama," bebernya.

"Kita perlu membangkitkan sejarah karena  adat bahu membahu dengan agama. Tak mungkin agama itu akan sukses didakwakan selain mendapatkan dukungan adat," imbuhnya lagi.

Adanya pameran benda sejarah pada seminar ini karena membuktikan bahwa Kampar juga kaya akan sejarah benda tua.

"Artinya BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya red) harus ada di Kampar. Kita gak mengganggu BPCB yang di Batusangkar, tapi kita ingin di sini juga ada BPCB," tegasnya.

Ia berharap kedepan seminar dan loka karya besar daripada yang dilakukan pada hari ini. "Kita tak berperang dalam wilayah politik tapi bangun wilayah kecerdasan dan kreatifitas. Sebagai pemicu kreatifitas. Kedepan ulama umroh, ilmuwan menjadikan ini agenda besar. Kami yakin itu gak mungkin dilakukan saja oleh akademisi," pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan di Aula Rumah Dinas Bupati Kampar, puluhan peserta tampak antusias pada pelaksanaan seminar ini. Mereka datang dari berbagai kalangan baik pemerhati budaya, tokoh adat, tokoh masyarakat dan agama, kalangan pengurus organisasi, kaum ibu dan mahasiswa.

Namun sayang acara ini minim dihadiri pejabat daerah. Diantara yang tampak hadir adalah kepala Disdukcapil Kampar Muslim.

Pada sesi tanya jawab, banyak pertanyaan yang diajukan peserta dan usulan agar BPCB dipusatkan di Kampar terus menguat hingga selesainya seminar yang digelar sejak pagi hingga sore.

Hampir semua pemateri menyampaikan bahwa Kampar itu memiliki sejarah masa lalu yang gemilang karena pusat peradaban dunia yang dibuktikan dengan prasasti, peninggalan benda sejarah dan lainnya.

Abdul Latief Hasyim, salah seorang pemateri yang tunak dalam menggali adat budaya maupun sejarah Kampar terlihat begitu semangat menyampaikan kayanya peradaban dan potensi ekonomi Kampar. ***