BAGANSIAPIAPI - Pemerintah terus melakukan upaya untuk menggenjot kunjungan wisatawan di lokasi wisata Kabupaten Rokan Hilir yang sudah berstandar pariwisata nasional. Diantaranya adalah iven pariwisata Bakar Tongkang ditambah dengan festival Pulau Tilan, festival Danau Na Pangga, dan Atib Rambai Kubu.

Program yang diharapkan bisa mendukung upaya tersebut adalah dengan menyelenggarakan paket wisata yang dikombinasikan dengan destinasi wisata yang ada diKabupaten Siak. Program ini telah disiapkan oleh Asosisasi Tour And Travel (ASITA) serta Pemerintah masing Kabupaten melalui MoU dan Dinas Pariwisata Provinsi Riau.

Kepala Dinas Pariwisata Rokan Hilir, Ali Aspar menjelaskan, paket ini sebagai salah salah cara untuk mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara sebanyak-banyaknya di kawasan diRokan Hilir. Apalagi pemerintah telah menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung acara Bakar Tongkang sebanyak 100 ribu pada tahun 2019.

Paket ini dibuat karena Iven Bakar Tongkang memilik potensi yang dapat "dijual" kepada wisatawan. Lebih lanjut, dalam paket tour ini peserta juga diajak untuk berkunjung ke beberapa lokasi wisata lainnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau Surya Arfan tak menyangka ritual Bakar Tongkang yang setiap tahunnya digelar di Bagansiapiapi, Kabupaten Rohil itu juga dilaksanakan warga tionghoa di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

"Selama ini rupanya kita melihat Bakar Tongkang hanya di Bagansiapiapi yang sudah merupakan agenda wisata nasional, rupanya di Batam juga ada Bakar Tongkang," ujar Surya Arfan usai menghadiri acara Bakar Tongkang dalam rangka memperingati HUT Dewa Kie Hu Ong Ya ke-22 di Vihara U Pho Saka Dharma Pantai Permata, Batam.

Menurutnya, kegiatan Bakar Tongkang yang dilaksanakan warga Tionghoa Rohil di Batam tersebut merupakan suatu hal yang sangat positif dalam rangka untuk saling bekerjasama.

"Kalau bisa kedepan nanti sama-sama kita saling mengundang. Kalau perlu nanti kami sumbangkan Loya seperti yang ada di Bagansiapiapi, kita bawa kesini supaya lebih meriah lagi untuk mengangkat tradisi daripada Bakar Tongkang ini," kata Sekda.

Selain itu, ia juga berharap kepada warga tionghoa Bagansiapiapi yang telah sukses di Batam, agar bersama-sama mengembangkan investasi di Rohil seperti potensi perikanan, pertanian dan perkebunan.

"Silahkan kalau memang ada keinginan untuk berinvestasi. Kita welcome dan terbuka membantu teman-teman sekalian yang ada disini untuk bersama-sama mengembangkan Bagansiapiapi, sehingga Kabupaten Rohil akan sama-sama berkembang dengan kabupaten/kota lain yang ada di tanah air ini," ujarnya.

Tokoh masyarakat tionghoa Batam, yang juga anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Asmin Patros menyampaikan bahwa masyarakat Kepri, khususnya Batam pada umumnya adalah pendatang. Begitu pula warga tionghoa Rohil juga cukup banyak, sehingga budaya-budaya yang selama ini ada didaerah asal mereka seperi Bakar Tongkang juga dibawa ke Batam, termasuk juga kegiatan sembahyang dan sebagainya.

"Prosesi ini bukan hanya sekedar ibadah, tapi juga akan dikembangkan menjadi salah satu sarana untuk menarik industri pariwisata. Karena Ritual Bakar Tongkang ini juga sesuatu yang unik," kata Asmin.

Ia pun menyambut baik dan memberikan dukungan penuh kegiatan Bakar Tongkang yang diselenggarakan warga tionghoa Rohil tersebut.

"Satu hal yang luar biasa bahwa hari ini kita mendapat kehormatan, tidak hanya didukung oleh Pemkab Rohil melainkan Bupati Siak yang juga Gubernur Riau terpilih juga turut hadir. Ini menunjukkan bahwa kerjasama Provinsi Kepri dan Riau kedepan bisa kita jadikan kalender iven pariwisata. Jadi, kita sama-sama dorong dan kembangkan," tuturnya.

Sementara Bupati Rokan Hilir, Suyatno menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan bisa menjalin kerjasama dengan warga tionghoa yang ada di Batam, sekaligus memelihara persaudaraan diantara warga Batam bersama warga Kepri.

"Saya juga berharap dan mengajak warga Kepri untuk bersama-sama membangun Riau yang lebih baik lagi di masa yang akan datang," kata Suyatno.

Turut hadir dalam kegiatan itu Wakil Ketua DPRD Rohil Suyadi, Kepala Bappeda Rohil Job Kurniawan, Kepala BPKAD Rohil Syafruddin, Kabag Kesra Setdakab Rohil Muhammad Zen, dan Ketua Ikatan Keluarga Rokan Hilir Batam Makmur, serta Sekretaris Edi Suryawan.

Terpisah, Deputi bidang pengembangan pemasaran pariwisata nusantara, Dra Esthy Reko Astuty, M.Si mengatakan, even Bakar tongkang merupakan salah satu festival yang sudah lama dilestarikan oleh ethnis keturunan Tionghoa yang berasal dari China selatan di daerah Fu Chien. Bahkan, mereka berkomitmen untuk tidak kembali ke negaranya dan ingin tinggal selama lamanya di daerahyang disinggahinya adalah dengan cara membakar tongkang yang merupakan alat transportasi mereka menuju kesini.

''Tradisi itu mereka lestarikan dan untuk memperingatinya, tiap tahun mereka membakar replika tongkang itu," kata Esthy disela sela kunjungannya ke Bagansiapiapi.

Menurut Esthy, berdasarkan kepercayaan mereka, ada bulan tertentu yang pada umumnya bagus untuk melaksanakan bakar tongkang. Bahkan, kebanyakan warga keturunan yang menghadiri perayaan ini berasal dari negara Malaysia, Singapura dan daerah dari lain seperti dari Sumatera, Jawa dan Indonesia Timur. Sementara itu dari Kementrian pariwisata sendiri, sudah berupaya melakukan promosi melalui sosial media.

''Kalau kita cek, banyak fitur dan promosi festival bakar tongkang yang sudah menyebar melalui sosial media. Kita melakukan ini bekerjasama dengan teman teman pariwisata di Provinsi dan Kabupaten," ujarnya.

Esthy menyebutkan, even Bakar Tongkang ini merupakan termasuk atraksi budaya. Bagusnya dikemas dengan destinasi lain seperti objek pariwisata di Pulau Jemur. Karena gugusan pulau yang terdapat dipulau itu sangat indah dan bisa menjadi potensi wisata yang menarik khusus untuk Diving, memancing dan konservasi penyu.

''Tentu ini akan menambah experience bagi pengunjung yang datang kesana. Namun hendaknya harus didukung dengan aksesbilitas dan amenitas," katanya.

Dia mencontohkan, untuk menuju ke Bagansiapiapi kondisi infrastruktur jalan sangat tidak mendukung mengingat banyak akses jalan yang masih berlobang dan juga pertimbangan jarak tempuh yang sangat jauh. Jika memungkinkan, perlu dibangun bandara kecil atau jalannya harus diperbaiki.

''Jika ditempuh melalui jalan darat sangat jauh. Jika melalui penerbangan dari Pekanbaru bisa ditempuh 6 jam. Sedangkan melalui penerbangan dari Dumai melalui jalan darat bisa ditempuh 3 jam. Jika ada bandara kecil, saya melihat akan ada potensiyang sangat luar biasa," tuturnya.

Terpisah, Akiong warga Bali asal Bagansiapiapi yang sudah 2 kali mengikuti ritual Bakar Tongkang dengan memboyong keluarganya, meminta pemerintah setempat untuk lebih fokus memperbaiki infrastruktur jalan. Selain itu, rasa aman juga sangat penting mengingat ada kejadian yang menimpa keluarga mereka ketika berada disini.

Senada juga disampaikan ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Rokan Hilir, Johny Charles. Dia menyebutkan untuk dapat mendorong wisatawan mengikuti paket ini, harus ada fasilitas, akomodasi, termasuk promosi wisata berbentuk online. Promosi pariwisata menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilan upaya meningkatkan angka kunjungan turis di suatu objek wisata.

''Selama ini kita hanya berkutat pada promosi offline. Sehingga melalui promosi ini, wisatawan akan mengetahui bahwa ada lokasi yang menarik untuk disinggahi," kata Charles.

Menurutnya, promosi yang optimal itu adalah dengan memasang banner, Baliho, Gallery pariwisata terutama disemua pintu masuk seperti pelabuhan serta bandara yang ada di Indonesia. Penyediaan Website juga sangat penting mengingat sekarang wisatawan sudah banyak menggunakan android. (advertorial)