PEKANBARU - Beberapa waktu terakhir ini, pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau cenderung melemah. Kecenderungan ini seiring melemahnya komoditas kelapa sawit dan migas (minyak dan gas).

''Riau tidak bisa terlalu bergantung pada kedua komoditas harus cari komoditas baru dan kembangkan sektor baru,'' ujar Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar kepada GoRiau.com, Senin (17/2/2020).

Karena itu, katanya, Riau tidak akan lagi mengandalkan kelapa sawit dan migas sebagai kontributor utama PDRB (pertumbuhan domestik regional bruto).

''Riau sekarang daerah yang mengalami pelambatan pertumbuhan ekonominya di Pulau Sumatera. Apalagi harga migas turun saat ini, tentunya berdampak pada perekonomian Riau. Namun, kita tidak bisa buang migas, sebab termasuk hasil produksi Riau,'' kata Syamsuar.

Dikatakan Syamsuar, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, PDRB 2019 tercatat tumbuh sebesar 2,84 persen atau membaik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 2,37 persen. ''Meski begitu kita perlu mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru selain dari kelapa sawit dan migas,'' jelasnya.

''Saat ini merupakan kesempatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berkembang. Termasuk sektor pertanian tanaman pangan juga akan kembali digalakkan bersamaan dengan menggejot sektor perikanan dan destinasi pariwisata,'' ungkap Syamsuar.

Untuk itu, perlu peran semua pihak dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Riau. Bukan hanya pemerintah daerah, tapi ada peran swasta, tegas Syamsuar. ***