PEKANBARU - Meski menjadi Provinsi yang menjadi penopang sektor minyak di Indonesia dengan Blok Rokan-nya, ternyata Riau belum memiliki pusat pelatihan Minyak dan Gas (Migas) yang dikelola oleh pemerintah.

Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (Unri), dimana mereka menuntut Riau harus memiliki pusat pelatihan minyak, sehingga bisa melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di bidang perminyakan.

"Sudah terlalu lama Migas kita dikeruk, tapi tidak ada SDM yang mengelola itu, hanya kuliah di luar Riau, di ITB dan lainnya. Kenapa di Riau tidak ada," kata Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) BEM Unri, Febriansyah, Senin (26/7/2021) lalu.

Menanggapi pertanyaan itu, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman mengatakan, perasaan mahasiswa sama dengan perasaan Pemprov Riau.

"Sama seperti adik-adik, kami juga merasa kecil, kenapa pusat pelatihan Migas ini malah ditarik ke Blok Cepu, Blora. Sementara, Wilayah Kerja (WK) lebih besar disini," kata Indra.

Gubernur Syamsuar, ujar Indra, saat ini sedang mempersiapkan Balai Latihan Kerja (BLK) khusus perminyakan, karena selama ini BLK hanya sekedar kursus menjahit. Dan ini belum terlalu memberi pengaruh besar kepada masyarakat.

"Makanya, kita usulkan supaya difokuskan ke arah migas kedepannya. Itu yang coba dilakukan Pemprov Riau," tuturnya.

Rencana membangun pusat pelatihan Migas di Riau, cerita Indra, sebenarnya sudah dimulai sejak Menteri Subroto, dan itu diwujudkan dalam pembentukan Politeknik Caltex Riau (PCR). Sayangnya, PCR berjalan tidak seperti yang diharapkan.

"PCR malah lebih ke yayasan. Tapi nanti akan kita yakinkan lagi (pemerintah pusat), kita akan usulkan supaya pelatihan Migas ada di Riau," tuturnya.

Terkait keinginan mahasiswa yang ingin pusat pelatihan perminyakan di Universitas Riau, Indra mengaku peluang ini sudah ditangkap terlebih dahulu oleh Universitas Islam Riau (UIR) karena UIR punya jurusan teknik perminyakan.

"Tapi sekarang Riau memiliki Keluarga Karyawan Melayu Riau-Kepri (Kemari), dimana sebagian besar isinya adalah orang Riau, yang bekerja di Chevron. Sekolahnya ada di ITB, ada yang tamatan S3 luar negeri. Nanti SDM yang ada akan lebih kita kembangkan lagi," tutupnya. ***