CLARK - Medali emas yang berhasil dibawa pulang Agus Prayogo dari nomor marathon di ajang SEA Games XXX Filipina 2019, seakan mengukuhkan dirinya sebagai raja marathon Asia Tenggara. Usaha kerasnya memantapkan diri di berbagai event marathon dunia, terbayar lunas dengan kumandang Indonesia Raya.

Agus yang tak lagi muda memang masih menjadi tumpuan Indonesia di nomor lari jarak jauh. Di ajang SEA Games 2019, ia bahkan harus turun di tiga nomor sekaligus, namun luar biasanya, ia mampu menyumbang medali di ketiga nomor tersebut.

Pada nomor 10 K putra yang berlangsung di New Clark Athletic Stadium, Sabtu (7/12/2019), Agus hanya mampu memastikan medali perak dengan catatan waktu 30 menit, 22,13 detik atau lebih lambat 2,850 detik dari Tuntivate yang mencatat waktu 30 menit 19,28 detik.

Menurut Agus, kegagalannya membawa pulang medali emas di nomor ini lantaran dirinya belum sepenuhnya kembali ke kondisi terbaik setelah sehati sebelumnya menjadi yang tercepat di full marathon.

"Pastinya belum pulih setelah kemarin ikut marathon. Recovery sehari saya rasa tidak cukup. Tapi apa pun itu, saya bersyukur. Kemarin bisa dapat emas, sekarang pun masih bisa mendapat perak," kata Agus

Meski demikian, Agus cukup bersyukur dirinya masih bisa menghadiahkan medali bagi Indonesia. Ia berharap, regenerasi bisa berjalan sehingga tradisi juara Indonesia di Asia Tenggara dapat tetap terjaga.

"Hingga saat ini belum ada yang bisa mendampingi saya di nomor jarak jauh, karena itu saya harus turun di nomor 5K, 10K dan marathon. Tapi alhamdulillah saya masih bisa menghadiahkan medali di tiga nomor itu," buka Agus.

"Ke depan, saya berharap bisa cepat ada regenerasi, karena usia saya juga sudah tidak muda lagi," tambahnya.

Agus yang kini telah menginjak usia 34 tahun, berharap para juniornya bisa memanfaatkan sejumlah event marathon yang kini mulai marak digelar. Dan tidak hanya yang berlangsung di kawasan Asia, Agus justru lebih menyarankan pelari-pelari nasional bisa rajin ambil bagian di ajang marathon yang berlangsung di Eropa dan Oceania.

"Kalau bisa tidak hanya yang di Asia Tenggara, sebaiknya di Eropa atau minimal di Australia. Karena kalau di ajang-ajang marathon di Asia tenggara kita tidak akan dapat pesaing yang tepat untuk meningkatkan kualitas," bebernya sembari menjelaskan di Eropa atau Australia akan punya kesempatan besar untuk bisa lebih berkembang karena bertemu pelari kelas dunia.

Ketekunan dalam menjalani menu latihan juga menurut Agus sangat penting bagi perkembangan para juniornya. Agus sendiri, melahap hingga 140 km setiap pekannya dengan rincian 30 hingga 40 kilometer perhari. "Latihan rutin dan jam terbang itu sangat penting. Harus benar-benar tekun menjalani menu latihan itu," tandasnya.

Agus memang tidak secara spesifik menjelaskan kapan dirinya akan menyudahi karir di lari jarak jauh. Namun di usia nya sekarang, bukan tidak mungkin SEA Games kali ini menjadi yang terakhir kalinya bagu Agus mengharumkan nama Indonesia di Asia Tenggara. ***