SELATPANJANG - Sungguh miris wajah Sekolah SMA Swasta Putri Puyu di Kecamatan Tasik Putripuyu. Kondisinya terkesan tidak terawat, cat yang mulai memudar, lantai dan dinding yang mulai lapuk serta banyak pintu ruangan kelas yang tidak bergagang dan tidak memiliki kunci.

Pelaksana tugas (Plt) Camat Tasik Putripuyu, Masdiana SPd mengaku sangat prihatin dengan kondisi sekolah yang berada di Desa Putri Puyu itu. Pasalnya, bangunan sekolah tersebut bisa dikatakan tidak layak sebagai tempat pendidikan.

Hal itu diketahuinya saat menyambangi langsung sekolah tersebut usai melakukan perjalanan menuju Desa Tanjung Padang dalam rangka penyaluran beras untuk Imam, Bilal, Marbot, Guru Ngaji dan orangtua anak yatim, Sabtu (1/5/2021) lalu.

Dikatakannya lagi, yang lebih membuat miris adalah lokasi sekolah yang berdekatan dengan sebuah perusahaan yang mengolah kayu alam, namun belum tersentuh sama sekali oleh perusahaan yang selama ini peduli terhadap dunia pendidikan.

"Ketika pulang saya mampir di lokasi sebuah sekolah SMA Swasta Desa Putripuyu. Adapun kondisi sekolahnya sangat memprihatinkan dengan pagar kayu yang dikunci memakai karet ban serta bangunan yang tidak layak sebagai tempat pendidikan. Saya berusaha melihat dari dekat bangunan kelas yang ada ternyata pintu hanya dikunci pakai palang kayu dari dalam. Saya akhirnya memberanikan diri didampingi staf dan Satpol PP membuka pintu dan masuk kedalam ruang belajar itu," ungkapnya.

Masdiana juga menyesalkan tentang potret pendidikan yang serba bergelut dengan teknologi seperti saat ini, namun masih ada sekolah dengan bangunan kalau dilihat secara langsung terasa miris. Betapa tidak, bangunan yang sangat sederhana bahkan dapat dikatakan tidak layak untuk setingkat sekolah menengah atas yang berdampingan dengan wilayah perusahaan besar tapi seperti berada di tengah pulau yang kurang penghuni nya.

"Khusus di hari pendidikan ini, saya selaku Plt camat merasa sangat sedih dengan kondisi yang ada, tentu diharapkan perhatian dari pak gubernur khusus dinas pendidikan provinsi untuk dapat membantu pendidikan disini yang jauh dari perhatian provinsi," harapnya.

Diutarakan Masdiana, walaupun saat ini dunia dilanda pandemi Covid-19, tapi pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Selamat hari pendidikan, cerdaskan bangsa ini dengan perhatian yang serius, anak desa juga anak bangsa ini yang memiliki hak yang sama dengan desa atau belahan wilayah lainnya di Indonesia. Ternyata masih banyak yang belum merdeka untuk belajar, untuk itu mari kita bergerak mewujudkan merdeka belajar bagi mereka," ungkapnya.

Ditambahkan, sekolah tersebut mengakomodir pendidikan bagi beberapa desa di kecamatan tersebut, pasalnya untuk bersekolah di sekolah negeri, anak-anak di 4 desa yakni Desa Dedap, Mekar Delima, Putri Puyu dan Desa Tanjung Padang harus menempuh puluhan kilometer, tepatnya SMA Negeri di Desa Kudap.

"Walaupun statusnya swasta, namun keberadaan sekolah itu dinilai sangat penting terhadap anak-anak desa yang berdekatan, karena untuk bersekolah ke sekolah negeri, maka mereka harus ke Desa sebelahnya lagi, yakni Desa Kudap yang jaraknya puluhan kilometer," pungkasnya.***