KAMPAR - Pertamina Patra Niaga (PPN) terus memastikan ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) menyentuh seluruh pelosok negeri. BBM dan LPG subsidi sangat membantu masyarakat, termasuk petani dan nelayan.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menyatakan Pertamina Patra Niaga meneruskan target penugasan penyaluran paket konverter LPG bagi nelayan dan petani hingga akhir tahun 2022.

"Pertamina Patra Niaga mendapatkan amanah untuk menyelesaikan konversi BBM ke BBG bagi nelayan di 51 kota/kabupaten dan petani yang tersebar di 50 kota/kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Mars Ega, Jumat (16/12/2022).

Hingga Desember ini, paparnya, Pertamina Patra Niaga telah menuntaskan penyaluran lebih dari 11 ribu unit konversi LPG, terdiri dari 5.244 paket konverter kit bagi nelayan dan 6.655 paket konverter kit bagi petani. Pertamina Patra Niaga menggunakan program One Village One Outlet (OVOO) untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi LPG.

"Keberlanjutan program konversi dapat berjalan dengan baik dengan memastikan stok LPG, melalui OVOO saat ini sudah 95 persen kelurahan atau desa dilayani setidaknya satu outlet LPG. Harapannya, program dan paket konversi ini dapat berkelanjutan dan terus memberikan manfaat besar bagi nelayan dan petani di Indonesia," ucapnya.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan, bagi nelayan dan petani ada program konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG). Program konversi untuk nelayan sudah ada sejak 2016 dan untuk petani dimulai pada 2019.

"Kami berkomitmen melaksanakan tugas dari pemerintah, satu diantarannya menjalankan program konversi BBM ke BBG. Kemarin, 14 Desember 2022, kami telah mendistribusikan paket konversi BBM ke BBG untuk petani dan nelayan di Kabupaten Kampar, Riau," ujar Satria, Kamis (15/12).

Menurut Satria, pada kegiatan tersebut, petani mendapat satu unit mesin pompa, satu tabung LPG 3 kg, satu set konverter. Sementara itu, untuk nelayan mendapat satu unit mesin kapal, dua tabung LPG 3 kg, satu set baling-baling dan satu set konverter kit.

"Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan sebanyak 1.030 paket konverter kit bagi nelayan dan 311 paket konverter kit bagi petani di Kampar. Paket konverter kit ini diberikan bagi nelayan dan petani yang berhak," jelasnya.

Diakuinya, konversi BBM menjadi BBG maka akan jauh lebih hemat dan mengurangi pencemaran lingkungan sebab emisi gas lebih kecil. "Konversi ini menguntungkan bagi nelayan dan petani, karena lebih hemat dari sisi biaya dan baik untuk lingkungan sebab emisi gas lebih kecil dibandingkan BBM," kata Satria.

Program konversi BBM ke BBG ini juga merupakan program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI. Turut hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra dan Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Freddy Anwar.

Kegiatan ini sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran. Program ini juga sesuai dengan Perpres Nomor 5 Tahun 2006 mengenai Upaya Pemerintah Meningkatkan Penggunaan Energi Ramah Lingkungan dan untuk Mengurangi Polusi Udara dan Pencemaran Lingkungan.

Seluruh informasi resmi mengenai program dan layanan Pertamina dapat diakses melalui saluran komunikasi resmi perusahaan yakni www.pertamina.com dan jika masyarakat memiliki pertanyaan terkait layanan Pertamina dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135. ***