PEKANBARU - Tim Satuan Tugas (Satgas) Udara penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau penyemaian garam di langit Riau. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak Selasa (26/2) hingga hari ini, Rabu (27/2/2019).

Disebutkan Kadis Operasi Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Jajang Setiawan, penyemaian garam dilakukan oleh pesawat Cassa 212 yang merupakan bantuan dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara (Lanud) Abdurrahman Saleh. "Cassa sudah mulai beroperasi sejak kemarin hingga nanti kondisi dinyatakan sudah kondusif," katanya, Rabu sore.

Ia menjelaskan untuk mekanisme penyemaian garam ini, pertama kali pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru. "Yang menjadi kriteria, harus dilihat potensi awan yang memungkinkan menjadi awan hujan. Ada kriteria awan tertentu sehingga membacanya menggunakan satelit," sebut Jajang.

Setelah ditentukan awan mana yang berpotensi menghasilkan hujan, selanjutnya dilihat daerah mana yang memiliki titik panas (hotspot) atau daerah rawan kebakaran.

"Peta rawan hujan, peta hotspot disandingkan dengan peta satelit cuaca yang awan prospek tadi. Maka disemai garam. Diharapkan menghasilkan hujan yang memang dibutuhkan daerah tersebut," lanjutnya.

Terhitung, sudah 1,4 ton garam yang sudah disemai oleh tim Satgas Karhutla di langit Riau. Sebanyak 600 kilo pada Selasa kemarin dan 800 kilo di hari ini

"Satu hari 2 sorti, maka 1,2 ton setiap hari. Penyemaian dilakukan tiap hari. Selasa 600 kilogram, hari ini 800 kilogram," terang jajang

Untuk saat ini, ada sekitar 12,5 ton garam yang disimpan di Posko Penanggulangan Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru,Penyemaian garam ini akan terus berlanjut hingga musim kemarau di Riau berakhir

"Ini akan berlanjut kedepannya sampai ada instruksi lebih lanjut. Jika cuaca El Nino, maka selama itu jika tidak ada hujan dan rawan titik api maka TMC tidak akan dicabut dan tetap penyemaian garam," tutup Jajang. ***