SIAK SRI INDRAPURA - Kampung Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau memiliki 800 hektar kebun nenas. Sehingga kampung ini dijuluki sebagai kampung sentra nenas di Kabupaten Siak.

Produksi nanas Kampung Tanjung Kuras yang terus meningkat dengan baik ini telah dipasarkan sebagai buah segar untuk kebutuhan pasar lokal baik di kabupaten, provinsi bahkan sampai ke Jakarta.

Hebatnya lagi, para petani di Tanjung Kuras ini terus meningkatkan hasil produksi nanas mereka. Melalui pelatihan lapangan, para petani menjadi tahu bagaimana memaksimalkan hasil panen.

Meningkatkan produktivitas petani nanas Siak ini juga menjadi perhatian dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sungai Apit dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Sehingga pelatihan dilaksanakan dengan pola studi banding dan pelatihan lapangan di Kampung Tanjung Kuras dari Kelompok Bina Tani Kampung Penyengat yang juga mitra bina perusahaan pulp dan kertas.

Koordinator Balai Penyulihan Pertanian Kecamatan Sungai Apit, Opeta Suryani SP mengatakan dipilihnya Kampung Tanjung Kuras sebagai tempat tujuan pelatihan merupakan kampung sentra nanas di Kabupaten Siak.

“Kampung Penyengat, sebagai daerah baru pengembangan budidaya Nanas, luas lahan budidaya terus bertambah akibat permintaan pasar yang semakin meningkat. Saat ini luas lahan pengembangan nanas di Kampung Penyengat mencapai 250 hektar,” tuturnya.

Supriyadi (50) telah dibantu oleh Community Development (CD) RAPP sejak 2013. Ia menyebut pelatihan ini diberikan untuk belajar lebih banyak lagi bagaimana membudidayakan nanas sehingga ia dan rekan-rekan petani dapat lebih giat lagi.

“Dari Kampung Tanjung Kuras, kami banyak belajar dan termotivasi, bagaimana memupuk dengan baik dan berbagai macam cara bertani nanas. Kami akan terapkan di kampung kami,” tuturnya.

Senada dengan Apo (43), seorang petani nanas dari Kampung Penyengat. Pelatihan ini sangat memotivasi dirinya untuk giat dalam bertani nanas sehingga dapat menghasilkan nanas yang baik. Selain itu dapa meningkatkan pendapatan mereka di bidang ekonomi.

“Dulu orang tidak tahu Kampung Penyengat. Tapi, sejak kami memanam nanas, orang jadi tahu kalau Kampung Penyengat itu salah satu kampung penghasil nanas terbaik. Pelatihan ini sangat bermanfaat sekali untuk ke depannya,” tuturnya.

Sejak tahun 2013, mereka, para petani nanas di Kampung Penyengat sudah mendapatkan dukungan dari CD RAPP berupa bibit, pupuk dan lainnya telah diserahkan kepada para petani nanas di daerahnya. Kehidupannya pun mulai berubah, dulu ia adalah seorang pencari kayu dan sekarang telah menjadi petani nanas. ***