PEKANBARU - Kurang lebih 3.500 orang, 80 biksu nasional dan para tamu undangan dari beberapa negara hadir dalam peringatan Waisak Nasional 2563 BE/2019 dan Festival Candi Muara Takus di XIII Koto Kampar, Provinsi Riau.

Acara tersebut diawali dengan mengeliling Candi Muara Takus atau parade bendera dan pradaksina, serta membawa air dari 6 sumber mata air yang ada di Riau diantara yaitu air sungai siak Di Kabupaten Siak, air panas Pawan di Rokan Hulu, Air Sungai Bungsu di Kabupaten Kampar Kiri, Air Sungai Kampar, untuk pelitan api diambil langsung dari Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis.

"Sebanyak 80 biksu-biksu membawa pelita diikuti parade bendera yang dibawa oleh perwakilan Majelis Budhayana Indonesia dari 27 provinsi yang ada di Indonesia," kata Ketua Pelaksana YM. B. Bhadravirya Sthavira, di Kampar, Sabtu (25/5/2019).

Selain itu, ia juga menceritakan sejarah Candi Muara Takus yang merupakan candi peninggalan Sriwijaya yang saat ini sedang diupayakan sebagai salah satu warisan dunia.

Oleh karena itu, ia menyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama mendukung agar terwujudnya harapan  Candi Muara Takus di tetapkan oleh Unesco menjadi warisan dunia.

"Mari bersama-sama kita mendukung agar Candi Muara Takus sesegera mungkin ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia," tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum MBI, UP Amin Untario, mengatakan bahwa peringatan hari Waisak ini merupakan momen yang di tunggu oleh umat Budha, dan tema yang dipilih pada perayaan tahun ini yaitu mencintai tanah air Indonesia.

Pemilihan tema tersebut, diharapkan menjadi pengingat untuk menjaga hidup harmonis bernegara, berbangsa dan beragama.

"Mencintai tanah air, harus dipahami dengan baik, tidak hanya sebatas ucapan saja, namun dalam tindakan hal ini juga harus ditunjukan," kata Amin Untario.

Dan pada kesempatan kali ini ia juga mengajak masyarakat supaya tema perayaan Waisak tahun ini tidak hanya sekedar ucapan namun juga ditunjukan dengan tindakan.

Menteri agama yang diwakili oleh Dirjen Bimas Budha Kementrian Agama RI, Caliadi, juga megharapkan hal yang sama. Melalui momen ini, mengajak umat beragama untuk mencintai tanah air dan toleransi beragama.

"Marilah kita hidup saling berdampingan serta menteladani sebagai figur perdamaian yang mengajarkan betapa pentingnya hidup sesama manusia," tuturnya.

Untuk diketahui sebagai puncak pada festival Candi Muara Takus melepaskan sekitar 2.019 lampion di area candi, sebagai bentuk pengharapan yang lebih baik. ***