SIAK SRI INDRAPURA - Dalam setahun padi di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau bisa panen dua hingga tiga kali dengan produksi 6-10 ton per hektar. Daerah yang pernah gersang ini kini menjadi lumbung padinya kabupaten Siak. Keberhasilan ini tentunya didukung oleh irigasi yang baik di area persawahan tersebut.

Pemerintah Kabupaten Siak sangat komitmen dalam memajukan sektor pertanian khususnya padi ini. Sehingga beberapa waktu lalu, melalui Dana alokasi Khusus APBN dibangun irigasi dan pompanisasi di Kecamatan Bungaraya.

"Kecamatan Bungaraya ini menjadi Daerah Irigasi Rawa (DIR) terbaik secara nasional. DIR Bungaraya secara hydrotopografi masuk kategori D atau pasang tertinggi tidak masuk air ke pesawahan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Pemukiman (PU Tarukim) Siak Irving Kahar Arifin, Selasa (29/10/2019).

Hingga sekarang, Dinas PU Tarukim terus berupaya menambah irigasi dan pompanisasi di sejumlah kampung untuk meningkatkan debit air.

"Karena keberhasilan produksi padi, dengan peningkatan jumlah produksi yang signifikan, maka Bungaraya menjadi etalase daerah irigasi rawa terbaik," kata dia.

Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra III Kementrian PUPR menetapkan Bungaraya sebagai etalase DIR terbaik di Indonesia karena pemanfaatkan program DAK tersebut, yang diukur dari hasil produksi padi. Bahkan BWS Sumatra III sudah mengeksposnya dalam forum pertemuan BWS se Indonesia di Bali baru-baru ini.

"Sebelumnya petani hanya bisa tanam 1 kali setahun. Saat ini sudah 2-3 kali dengan hasil 6-10 ton per hektar," kata dia.

Secara umum, program irigasi dari DAK di Kabupaten Siak berhasil meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu pula Dinas PU Tarukim Siak diganjar penghargaan oleh Kementrian PUPR pekan lalu di Palembang.

Lebih lanjut Irving mengemukakan, sebelum dibangunnya infrastruktur pengairan irigasi di Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kampung Belading dan Rempak di Kecamatan Sabak Auh, sawah lokal hanya mampu menghasilkan 800 Kg per hektarnya. Saat ini petani setempat sudah menghasilkan 3 ton per Hektar.

"Ini upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Kita sangat konsen dan komitmen untuk terus membangun infrastruktur pengairan demi kesejahteraan petani lokal," kata dia.

Titik pembangunan irigasi dan pompanisasi sudah sampai di hampir seluruh lahan pesawahan. Melihat air lancar mengalir itu pula warga sudah banyak mengalihfungsikan kebun sawit menjadi lahan sawah.

"Titik pembangunan irigasi itu ada di paket ABC dan D di Bungaraya, Sabak Auh, Sungai Apit ada di Teluk Lanus parit 1 dan 2 dan ada di Sungai Mandau yakni kampung Bungkal dan Muara Kelantan," kata dia.

Menurutnya, pemerintah sangat siap untuk daerah yang diusulkan Pemkab Siak. Selain irigasi, pompanisasi juga jalan tani. Untuk 2020 pihaknya mengusulkan penambahan pompanisasi di paket B dan D yakni kampung Kemuning Muda dan Tuah Indrapura.

"Untuk Paket A, merupakan kewenangan provinsi. Karena luas arealnya di bawah 3000 Ha. Kita berharap provinsi Riau bisa menganggarkannya," kata dia.

Pemkab Siak melalui APBDnya juga telah membangun pompanisasi di kampung Belading. Saat ini pihaknya mengarah ke Kampung Rempak dan Selat Guntung.

Sedangkan untuk Bungaraya, di paket C kapasitas hanya 600 liter per detik, hanya mampu mengairi untuk 300 Ha lahan sawah. Sementata di sana luas sawah 3.000 Ha.

"Artinya banyak kekurangannya saat ini yang mesti kita upayakan tahun berikutnya. Karena masyarakat sangat antusias untuk bertanam padi. Kita tenth tidak tinggal diam," kata dia. ***