JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan pemerintah mempertimbangkan secara cermat kebijakan memborong vaksin Covid-19 dari China. Sebab, WHO (organisasi kesehatan dunia) belum merekomendasikan vaskin buatan China tersebut sebagai penangkal Covid-19.

''WHO sampai saat ini menegaskan bahwa belum  ditemukan vaksin untuk mengobati Covid-19 yang sudah mendapatkan pengakuan dunia internasional dan dijamin kesalamatan penggunanya,'' kata Wakil Ketua Umum MUI Muhyiddin Junaidi, Jumat (24/7) malam, seperti dilansir Republika.co.id.

Diingatkan Muhyiddin, jika vaksin tersebut belum mendapatkan endorsment dan sertifikasi WHO, maka akan berdampak negatif terhadap upaya penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Muhyiddin juga mengingatkan, pemerintah perlu mempertimbangkan sisi perspektif Islam.

''Belum lagi jika ditinjau dari perspektif Islam, di mana obat yang dikonsumsi harus terbebas dari unsur najis. Aspek kehalalan harus diprioritaskan,'' tegas Muhyiddin.

Dituturkan Muhyiddin, ajaran Islam menegaskan secara jelas, bahwa umat Islam dilarang menggunakan obat atau vaksin yang mengandung unsur terlarang.

Dikhawatirkan Muhyiddin, vaksin tersebut dapat memperkeruh suasana dan rakyat Indonesia dijadikan sebagai kelinci percobaan.

Saat pandemi Covid-19 melanda dunia pada awal tahun, terutama di Eropa, Italia menolak semua produk obat atau medis China untuk menangani virus tersebut. Hal ini karena dianggap kontra produktif dan memperparah kindisi pasien.

Bahkan beberapa negara Eropa dan negara lain di dunia akan menuntut China atas kecerobohan dan kelicikan dalam menangani Covid-19. Dia mengatakan, perlu disadari bahwa dunia vaksin dan obat merupakan bisnis dengan skala besar, di mana para pemain bermodal kuat yang bisa bertahan. 

''MUI minta agar pemerintah mendorong dan memfasilitasi perusahaan domestik mengembangkan herbal dan produk dalam negeri guna menumbuhkembangkan kemampuan mereka. Semua negara di dunia punya kebijkan nasional dan tak tergantung kepada impor,'' ucap Muhyiddin. 

Sementara itu, India telah berhasil mendorong perusahaan swasta nasional untuk menemukan vaksin Covid-19 bekerja sama dengan perusahaan asing dari Inggris.

Adapun saat ini pemerintah bersiap melakukan uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19 dari China. Persiapan uji vaksin yang dikembangkan Sinovac Biotech itu dilakukan pula negara-negara di Afrika, Amerika Latin, India dan lainnya.***