JAKARTA - Pasukan Asmaul Husna berada di garda paling depan. Lantunan asmaul husna menjadi senjata mereka menghadapi massa. Kopiah putih dan sorban menjadi ciri khas mereka, selain tentunya seragam polisi.

Pasukan Asmaul Husna Brimob Polri ini di bawah komando Kombes Arif Rachman yang juga Kapolres Bandara Soekarno-Hatta. Ditemui wartawan di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/9), Arif berbagi cerita.

"Sebenarnya ini pendekatan kepolisian kepada saudara kita yang beraksi. Jadi supaya satu frekuensi bahwa kita sedang mengamankan di sini, bahwa kita sedang mengamankan di sini," jelas Arif.

Menurut dia, dengan lantunan asmaul husna, dilakukan pendekatan persuasif ke massa aksi 299. Menurut dia, dengan asmaul husna, secara psikologi bisa terjalin komunikasi dengan massa.

"Ini tidak lepas dari konsep psikologi yang disebut matching dulu, pakai ini kopiah dan lain-lain. Setelah matching kita mendorong, mengaminkan yang para ulama kiai dan beliau mengaminkan kita. Setelah itu terjadi leading, di-guide supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tadi Anda bisa lihat bagaimana kita melantunkan asmaul husna. Itu ada sifat-sifat akhlaq menjaga lembut dan lain-lain," terang dia.

Menurut Arif, untuk pasukan Asmaul Husna kali ini ada 299 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah.

"Anggota Brimob Banten dan Jawa Barat, 299 orang. Kenapa ada 99-nya, karena itu asmaul husna," imbuh dia. "Ada 158 dari Brimob Jabar dan 101 Brimob Banten, ini gabungan," tambah dia.

"Ini sebenarnya pasukan lama yang terbentuk atas perintah Bapak Kapolri dan Bapak Kapolda Metro Jaya pada saat 411, 212 dan lain-lain. Dan sekarang kita diminta lagi untuk tampil menyejukkan suasana. Mari kita samakan persepsi gitu," tegas dia.***