KOTA Pariaman merupakan salah satu destinasi wisata andalan yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Keindahan pantainya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik yang berasal dari provinsi tetangga, seperti Riau dan Jambi, namun juga wisatawan mancanegara.

Kota Tabuik, julukan Kota Pariaman, di masa dulu menjadi daerah yang sangat strategis bahkan sudah ada dalam peta masa pemerintahan Hindia Belanda. Banyak para pedagang yang menyandarkan kapalnya ke kota yang berjarak satu jam dari ibukota Sumatera Barat, Padang.

Dari sekian banyak keindahannya, Pantai Gandoriah menjadi salah satu wisata andalan Kota Pariaman. Pantai ini san gat ikonik dan menjadi primadona bagi wisatawan, Pemerintah Daerah juga sangat mensupport destinasi wisata ini.

Terbukti, dalam beberapa tahun belakangan, banyak pembangunan infrastruktur yang diinisiasi oleh Kota yang dipimpin oleh Genius Umar ini, mulai dari tugu hingga lapangan luas. Di dekat pantai ini juga ada stasiun kereta api jurusan Pariaman - Padang. Jalur kereta api ini menjadi satu-satunya trayek lintasan kereta api di ranah minang.

Selain kereta api, ada banyak alasan lain yang membuat orang ingin datang ke pantai ini, salah satunya Monumen Perjuangan TNI Angkatan Laut Kota Pariaman. Monumen ini di resmikan pada 08 Maret 2017 lalu, bangunan yang dipasangi meriam KRI Teluk Tomini-508 ini juga dilengkapi Tank Amfibi PT-76 produksi Uni Soviet tahun 1947 dengan meriam Howikzer M30 122 mm.

Tak jauh dari Monumen TNI Angkatan Laut terdapat juga bangunan yang sangat menarik dan menyerupai panggung besar dengan tulisan Pantai Gandoriah. Bangunan ini dinamakan Anjungan Wisata Pantai Gandoriah. Anjungan yang berbentuk seperti panggung ini ramai dikunjungi wisatawan setiap harinya, dari atas anjungan wisatawan dapat menikmatin suasana pantai gandoriah dari ketinggian.

Selain pemandangan pantai yang indah, wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas Pariaman yang banyak di jumpai di sekitar lokasi pantai, berbagai macam makanan khas Pariaman dapat di temukan dengan mudah di sekitar Pantai Gandoriah.

Namun siapa sangka, ternyata dibalik keindahannya ternyata ada kisah haru yang sudah melegenda, kisah ini juga menjadi alasan kenapa pantai ini diberi nama 'Gandoriah'.

Kata Gandoriah berasal dari salah satu legenda rakyat, diambil dari nama seorang perumpuan yaitu Putri Gandoriah yang di ceritakan memiliki kisah cinta dengan seorang pemuda bernama Anggun Nan Tongga.

Dikisahkan, Anggun Nan Tongga adalah seorang pemuda yang merupakan kekasih dari Putri Gandoriah, ia pergi berlayar mencari 3 orang mamak (Paman) nya yang tak kunjung pulang dari perantauan.

Di perjalanannya, Anggun Nan Tongga mendapatkan berbagai macam rintangan yang berhasil ia lewatkan. Belum lagi ada pengkhianatan temannya yang pulang duluan ke kampung halaman.

Dari teman Anggun Nan Tongga itu, Putri Gandoriah yang merupakan kekasih Anggun Nan Tongga mendapatkan kabar bahwasannya lelaki yang ia cintai sudah tiada. Kesedihan Putri Gandoriah tak dapat di elakan, ia memutuskan untuk bersemedi di Gunung Ledang.

Tanpa disangka Anggun Nan Tongga pulang dengan selamat dan bertemu kembali dengan kekasihnya Putri Gandoriah. Namun, kisah cinta mereka bernasip menyedihkan karena setelah di ketahui, Anggun Nan Tongga dan Putri Gandoriah adalah saudara sepersusuan.

Mereka tidak diperbolehkan untuk menikah karena itu melanggar adat, sehingga keduanya memutuskan untuk berlari ke laut dan kemudian hilang ditelan dalamnya lautan.

Sebenarnya ada berbagai versi tentang kisah cinta Putri Gandoriah dan Anggun Nan Tongga, namun dari berbagai versi tersebut, kisahnya tetap tentang kisah cinta yang kandas akibat hubungan sepersusuan. Untuk mengenang nama Anggun Nan Tongga, Pemda setempat membangun hotel dengan nama 'Nan Tongga'. ***

Penulis: Sefrita Zaher- (Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Andalas).