JAKARTA - Ketua Pansus Papua di Senayan, Filep Wamafwa menyebut, insiden baku tembak yang menewaskan dua orang personel TNI sebagai peristiwa yang mengejutkan pihaknya, meskipun konflik bukanlah hal baru di Papua. Ia, lantas mengungkap, akar sebab terjadinya insiden berdarah tersebut.

Konflik yang terjadi berulang, kata Filep pada wartawan, Kamis (19/12/2019), sesungguhnya merupakan letupan-letupan dendam akibat saling menyerang, saling menuding kesalahan, dan saling mempertahankan ego, "baik pihak pemerintah, maupun pihak KKB,".Kedua belah pihak, TNI dan KKB, kata Filep, "perlu menahan diri untuk memikirkan langkah-langkah konstruktif kooperatif, sehingga kedamaian di Papua dapat dirasakan,"."Sesungguhnya tidak mudah mendudukkan 'singa' dan 'harimau' pada satu meja, kecuali kepada keduanya dihadirkan santapan yang sama lezatnya," ujar Filep, mendorong langkah konstruktif yang Ia sebut, "duduk bersama dan bicara dari hati ke hati,".Menurut Filep, upaya demikian lebih tepat ketimbang melirik "pendekatan-pendekatan berkarakter militeristik,".Dalam pola pikir yang sama, lanjut Filep, para elit politik daerah, seraya memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, juga perlu untuk mengutamakan kejujuran."Mengapa perlu kejujuran? Inti dari keadilan adalah kejujuran, justice as a fairness," ujarnya mengutip John Rawls.Keadilan yang dicari, kata Filep, adalah keadilan yang penuh kejujuran tentang sejarah, perjuangan, pembangunan, dan penegakan Hak Asasi Manusia. "Selama semua itu belum ditempatkan pada ruang kejujuran, maka keadilan dan kedamaian di Tanah Papua hanya merupakan sebuah utopia berkepanjangan,".Pansus Papua, Filep menjelaskan, dalam cinta dan cita-cita membangun zona damai di Tanah Papua, mendorong adanya dialog dari hati ke hati, dalam posisi horizontal antara Pemerintah Pusat dengan para tokoh agama, kaum intelektual, para pemuda Papua, dan bahkan semua gerakan yang "dipandang separatis" di Tanah Papua."Sudah saatnya, sekali lagi, sudah saatnya Pemerintah Pusat memperhatikan permasalahan di Papua secara serius. Pembalasan dendam dan kesedihan akan terus mencederai masyarakat sipil, dan mungkin juga para militer, bila tidak ada perhatian serius tentang hal ini," pungkas Senator asal Papua itu.Seperti diberitakan, telah terjadi kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan Satgas TNI-Polri di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 15.30 WIT.Insiden ini, menyebabkan dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni, Lettu Inf. Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky, tewas. Saat ini, kedua jenazah dalam proses evakuasi.Insiden ini terjadi saat Satgas Gakum TNI-Polri melakukan patroli pengamanan di tempat yang menjadi basis kegiatan KKB. Patroli pengamanan memang ditingkatkan, menyusul adanya laporan warga Sugapa bahwa ada intimidasi, kekerasan fisik, perampokan, pemeriksaan, dan perampasan, serta penjarahan harta benda yang dilakukan oleh KKB, pada warga di momen persiapan perayaan Natal 2019.KKB juga disebut melakukan penembakan terhadap tiga tukang ojek pada bulan Oktober 2019, lalu.Pada saat melaksanakan patroli keamanan, terjadi kontak tembak yang menewaskan dua prajurit TNI tersebut. Saat ini, Satgas Gakum TNI-Polri masih mengejar KKB yang diduga melarikan diri ke hutan.***