PEKANBARU, GORIAU.COM - Mulai lepasnya ornamen dengan ukiran Melayu di fly over Jalan Sudirman - Imam Munandar mulai meresahkan. Pasalnya, sewaktu-waktu ornamen bisa lepas dan menimpa kendaraan baik mobil dan sepeda motor yang berada di bawahnya. Jika terjadi sesuatu dengan pengguna jalan, Pemprov Riau dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Riau harus bertanggungjawab.

''Undang-undang lalu lintas sudah menegaskan jika terjadi kecelakaan yang disebabkan jalan atau jembatan yang dibangun, penyelenggara jalan bisa dituntut,'' ujar anggota Komisi C DPRD Riau, Ir Noviwaldy Jusman, Kamis (31/10/2013).

Noviwaldy Jusman menjelaskan, awalnya ornamen itu dipasang untuk memperindah jembatan untuk menutupi beberapa kelemahan fly over. Namun karena tidak terencana dengan baik, pemasangan ornamen dilakukan setelah jembatan selesai, akibatnya ornamen tidak menyatu dengan konstruksi dasar karena hanya direkatkan pada beton yang sudah ada.

''Banyak daerah juga memasang ornamen pada jembatan, seperti di Bali. Tapi pemasangannya terencana, dimana ornamen menyatu pada saat pencetakan beton atau blok-blok yang akan dipasang. Tapi kita memasang setelah jembatan selesai, sehingga ornamen tidak menyatu dengan induk bangunan, itu kelemahannya,'' ujar Dedet, panggilan akrab Noviwaldy.

Menurutnya, secara teknis memang tidak memungkinkan pemasangan ornamen yang terpisah karena jembatan selalu bergetar dan memiliki ruang untuk bergerak. Jika pemasangan ornamen tidak dari awal, maka besar kemungkinan ornamen akan terus berjatuhan karena tidak akan sanggup menahan besarnya tekanan yang terjadi di jembatan.

Karena itu, jika memang sudah tidak memungkinkan, Dedet menyarankan, sebaiknya ornamen pada fly over dibuka saja, ketimbang setiap harus memperbaiki, selain itu, keselamatan pengguna jalan lebih penting ketimbang keindahan. ***