LAMONGAN - Murip yang kini berusia 70 tahun termasuk salah satu dari jutaan umat Islam yang diberi Allah SWT kesempatan menunaikan ibadah haji tahun 2017 ini.

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini tentu saja senang luar biasa karena mimpinya menjejakkan kaki di baitullah akhirnya kesampaian.

Sebagai pemulung, jelas bukan hal mudah bagi manita yang tinggal di Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Lamongan, Jawa Timur ini, untuk memperoleh ongkos berangkat haji.

Tapi karena tekadnya sejak muda begitu kuat untuk menunailkan rukun Islam ke lima tersebut, Munip berusaha menyisihkan sebagian penghasilannya dari memulung untuk biaya naik haji.

Munip menabung sejak usia 30 tahun. Selain menabung, Munip juga terus-menerus berdoa agar Allah memberinya kesempatan naik haji.

Diceritakan Munip, setalah tabungannya mencapai Rp1 juta, uang itu dia titipkan kepada teman baiknya. Kemudian dia terus menabung, sehingga pada tahun 2010 tabungannya sudah mencapai Rp20 juta.

''Kemudian, dengan uang itu saya mendaftarkan untuk naik haji," kata Murip, dikutip dari merdeka.com, Kamis 3 Agustus 2017.

Sembari menunggu keberangkatan, Munip terus mencari rezeki dengan memulung sampah setiap hari. Selain itu, dia juga punya keahlian memijat, sehingga bisa menambah penghasilan.

''Dan alhamdulillah, uang Rp20 ribu sampai Rp50 ribu yang saya kumpulkan dari sampah dan memijat, dan saya tabung tiap hari bisa untuk berangkat haji,'' ucap dia.

Doa dan kesabarannya membuahkan hasil. Munip tercatat sebagai jamaah haji kelompok terbang 18 embarkasi Surabaya.

Kini, Munip telah berada di Madinah. Sebelum terbang, Munip sempat menyampaikan keinginannya saat tiba di Tanah Suci.

''Saya juga mendoakan anak-anak saya agar menjadi anak saleh dan bisa berhaji nantinya,'' kata Munip.***