PADANG - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi) periode 2002-2006, Miranda Goeltom kembali turun gunung. Dia bersaing dengan Beni J Ibradi untuk memperebutkan Ketua Umum PB Gabsi 2018–2022 dalam Kongres GABSI di Hotel Pangeran Beach Padang, Sumatera Barat, 6-7 Desember 2018.

Mantan Deputi Bank Indonesia tetap akan bersikap sportif dalam pemilihan itu. Bahkan dia menyatakan siap mendukung jika Beni J Ibradi terpilih memimpin Gabsi empat tahun ke depan.

"Tak ada masalah. Siapa pun yang terpilih dalam Kongres Gabsi nanti, saya siap memberikan dukungan untuk kemajuan prestasi olahraga bridge Indonesia. Dan, saya harus menjunjung tinggi sportivitas jika memang saya tidak terpilih dalam pemilihan ketua umum PB Gabsi. Soal terpilih atau tidak semuanya saya serahkan kepada peserta Kongres," kata Miranda Goeltom saat ditemui di sela-sela Kongres Gabsi, Jumat, 7 Desember 2018.

Miranda yang mengklaim keberhasilannya saat memimpin PB Gabsi mengaku tertantang untuk mengembalikan kejayaan olahraga bridge Indonesia. Atas dasar itulah dia mencalonkan diri untuk kembali memimpin PB Gabsi. Bahkan, dia berjanji akan menenuskan program bridge go to school dengan tujuan mencetak atlet muda berkualitas yang bisa menggantikan atlet senior.

"Saat saya memimpin PB Gabsi program bridge go to school itu berjalan dengan baik. Program ini kan harus diteruskan sehingga bisa mencetak atlet bridge berkualitas untuk menggantikan atlet bridge senior. Ke depan, saya ingin atlet bridge Indonesia yang memperkuat tim nasional sudah tidak lagi berusia di atas 50 tahun seperti yang terjadi sebelumnya," jelasnya.

Selain program bridge go to school, Miranda menyebut program menggelar turnamen dan liga bridge profesional serta turnamn bridge antar wartawan. "Saya ingin ada turnamen bridge antar wartawan sehingga tercipta hubungan yang baik PB Gabsi dengan wartawan. Kalau wartawan bisa bermain bridge kan mereka bisa menulisnya dengan baik serta bisa mensosialisasikan program untuk peningkatan prestasi atlet bridge Indonesia," tambahnya.

Menyinggung masalah Ketua Umum PB Gabsi, Eka Wahyu Kasih yang tersangkut masalah hukum, Miranda tidak mempermasalahkan. Bahkan, dia menyebut itu tidak berpengaruh dengan citra olahraga bridge mengingat kasus yang dialami Eka Wahyu Kasih merupakan kasus perdata. "Kasus yang dialami pak Eka itu kan perdata. Jadi, tidak berpengaruh apalagi tidak terkait dengan dana Gabsi," jawabnya.

Dia juga memuji kepemimpinan Eka Wahyu Kasih yang disebutnya sukses mengupayakan olahraga bridge bisa dipertandingkan pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Namun, dia juga tidak menampik ketika disebut bahwa tampilnya olahraga bridge pada pesta olahraga empat tahunan negara-negara Asia itu berkat peran besar sebagai Dewan Pembina PB Gabsi, Bambang Hartono.

Secara terpisah, Hartono yang hadir dalam Kongres Gabsi juga mengakui bahwa perannya cukup besar dalam memperjuangkan cabang olahraga bridge tampil pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018. "Ya, saya yang ikut mengusahakan bridge tampil di Asan Games 2018," kata peraih perunggu Asian Games Jakarta-Palembang 2018. ***