JAKARTA - Pengamat FISIP Untan Sabran Achyar mengatakan terkait adanya tekanan, merupakan hal yang wajar, karena yang memegang kekuasaan dipusat notabennya orang-orang yang saat ini mencalonkan kembali.

"Saya kira itu hal yang wajar dan ada dua kekuatan baik dilakukan oleh tim Jokowi-KH Ma'ruf maupun tim kampamye Prabowo-Sandi, jadinya hanya bagaimana kejelian stakeholder kepada masyarakat yang punya hak mutlak dalam pilpres ini," ujarnya.

Namun, menurut saya ini hanyalah dinamika politik yang biasa, cuma bisa saja sistem aturan pilpres harus dipertugas karena Presiden maupun kepala daerah milik semua rakyat bukan milik sekelompok atau golongan.

"Saya kira dengan komposisi tim kampanye Jokowi-KH Ma'ruf dan Prabowo-Sandi tentu memberikan warna tersendiri bagaimana yang dianggap tokoh ataupun menganggap dirinya tokoh," katanya.

Kepala daerah mendukung Jokowi saya kira juga karena saat pilkada yang menjadi pengusung ialah parpol pendukung pemerintah, walaupun begitu mesti tetap diingat bahwa yang memiliki suara adalah masyarakat.

Efektif tidaknya tokoh atau kepala desa menarik juga untuk diamati bahkan dilakukan penelitian, apakah ada korelasi antara pilihan kepala daerah kemudian pilihannya sama dengan masyarakat.

Siapapun terpilih nanti, harus tetap memegang konsep adil, walaupun kemenangan akan diraih Prabowo atau incumbent harus tetap melaksanakan hal yang terbaik dan program prioritas termasuk Kalbar yang mesti skala prioritas.

"Saya yakin majunya kedua pilpres tetap untuk kesejahteraan masyarakat. Dan yang penting kedua kubu menjual program, mencerdaskan kehidupan bangsa dan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, harus tetap bersaudara dan NKRI harus tetap ada," pungkas Sabran. ***