SEJAK kecil Rachel tidak percaya akan adanya Tuhan, namun kini Rachel merupakan Muslimah yang taat menjalankan perintah agama yang dianutnya. Begini kisahnya.

Dikutip dari okezone.com yang melansir kanal YouTube ayatuna ambassador, Jumat (29/10/2021), Rachel mengaku pernah rajin mengikuti Sekolah Minggu saat usianya 4 atau 5 tahun. Kegiatan itu biasanya dilakukan setelah pergi ke gereja, mempelajari kisah-kisah dasar dalam Injil. Namun, dia tetap tidak percaya dengan adanya Tuhan.

Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), Rachel pernah berniat masuk ke agama Kristen lantaran hanya dirinya yang tidak beragama di sekolah tersebut. Namun karena niatnya tidak tulus, rencana itu pun batal.

''Saya ingat bilang ke ibu kalau saya ingin masuk Kristen. Ibu saya sangat kaget dengan hal ini, mungkin karena ibu tahu bagaimana anggapan saya kepada Tuhan dan agama. Tapi ibu bahagia dan mendukung saya, dia bertanya, 'Kenapa kamu mau jadi Kristen?' Kemudian saya bilang karena saya satu-satunya di sekolah yang bukan Kristen. Saya sadar itu bukan alasan bagus untuk menjadi Kristen. Jadi, saya batal masuk Kristen,'' kata Rachel.

Sebelumnya, ia menganggap bahwa Tuhan adalah manusia yang berada di langit bak digambarkan dalam film. Kemudian saat menginjak usia 14 atau 16 tahun, Rachel mulai aktif berbicara kepada Tuhan. Namun, dia tidak menyebutnya sebagai ''Tuhan''. Dia hanya merasakan suatu hal di dalam dirinya yang selalu terkoneksi setiap saat.

''Saya tumbuh dengan anggapan Tuhan adalah manusia di langit, seperti di film The Simpsons, begitulah saya menganggap kehadiran Tuhan. Tapi kemudian pada usia 14, 15, atau 16 tahun; saya mulai berbicara dengan Tuhan, tapi itu bukan 'Tuhan'. Saya tidak menamainya dan semacamnya. Saya hanya berbicara kepada sesuatu dan merasakan kenyamanan. Jadi, saya seperti tertarik untuk meyakininya, tapi saya tidak tahu caranya,'' ungkap Rachel.

Setelah bertahun-tahun larut dalam perasaan bingung yang ada di dalam dirinya, dia pun bertemu dengan pria Muslim yang kini menjadi suaminya. Mulanya Rachel mengaku tidak tahu bahwa pria tersebut beragama Islam. Pasalnya, sang kekasih tidak pernah mengatakan hal itu kepadanya.

Pembahasan agama bermula saat Rachel menawarkan daging babi kepada sang kekasih. Lalu dia menolak makanan tersebut dan menjelaskan alasannya, yakni karena haram dalam agama Islam. Mengetahui sang kekasih seorang Muslim, Rachel pun terkejut lantaran dia memiliki prasangka buruk terhadap orang-orang Muslim.

Meski demikian, menurutnya, sang kekasih tidak seperti orang Muslim yang dibayangkan. Pria tersebut sangat baik, tenang, serta taat dalam beragama. Bahkan, selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Rachel terkait agama Islam dengan jelas.

''Saya ingin tahu jawaban di balik kejadian 11 September, Boko Haram, saya ingin tahu jawaban di balik hijab karena saya benci hijab, saya ingin tahu jawaban di balik daging halal sebab saya kira itu adalah semacam penyiksaan hewan. Lalu dengan cara yang sangat moderat, berwawasan, dan tenang, ia pun menjawab pertanyaan saya,'' ujar Rachel.

Meskipun sudah dijelaskan berbagai hal tentang Islam, Rachel tetap tidak tertarik menjadi mualaf. Dia masih belum yakin dengan keberadaan Tuhan dalam hidupnya.

Hingga suatu hari, dia pergi ke Yordania. Di sana Rachel dikelilingi oleh orang-orang yang taat beragama, baik Kristen maupun Islam. Hal itu membuatnya sadar bahwa Tuhan memang benar-benar ada. Namun, dia sekadar memahami itu, tanpa mengubah apa pun.

Berada di negeri agamis, Rachel pun berupaya belajar berbagai macam agama. Hal ini dia lakukan sebatas sebagai bentuk penghormatan antar pemeluk agama. Ditambah lagi dengan menikahi pria Muslim.

Akhirnya, dia memutuskan untuk serius mendalami agama, terutama agama Islam dengan mulai membaca kitab suci Alquran. Mulanya Rachel masih mempertanyakan dirinya untuk memilih mengimani Yesus atau Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Setelah mengenal sosok Nabi Muhammad lebih dalam, dia pun yakin memutuskan masuk Islam.

Rachel makin semangat mempelajari banyak hal tentang agama Islam. Dia mencari tahu tentang malaikat, jin, dan lain sebagainya hingga semua teka-teki di dalam hidupnya pun tersusun secara rapi. Dia menemukan sebuah keindahan dalam agama Islam.

''Di sini saya belajar tidak hanya menerima sebuah kepercayaan dalam rangka menghormati orang sekitar saya, melainkan keindahan di dalamnya dan semua masuk akal,'' jelasnya.

Tahun 2019, Rachel memberi tahu kepada sang suami bahwa dirinya ingin menjadi mualaf. Setelah 7 tahun melalui berbagai tantangan, akhirnya Rachel resmi memeluk agama Islam. Kini sudah tidak ada keraguan lagi dalam dirinya untuk mengimani Allah Subhanahu wa ta'ala, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, serta Alquran. Pasalnya, semua keraguan yang ada di benaknya selalu terjawab di dalam Alquran.***