JAKARTA - Dokter Tirta dikenal publik sebagai salah seorang dokter yang lantang menyerukan perang melawan virus corona. Mungkin tidak banyak yang tahu, dokter yang punya kepedulian sosial tinggi ini merupakan seorang mualaf.

Dikutip dari detik.com, dr Tirta memutuskan memeluk Islam sekitar tahun 2011-2012. Kisah perjalanannya mendadi mualaf, diceritakan dr Tirta di channel YouTube Masjid Agung Al Azhar.

''Aku memutuskan untuk mualaf itu ketika tahun 2011-2012,'' ujarnya.

Dokter Tirta mengatakan, ia terlahir dari keluarga yang berbeda agama. Ayahnya Muslim, sementara ibunya etnis Tionghoa yang bukan non-Muslim.

Dari kecil, dr Tirta dibebaskan untuk belajar agama apa pun. Ia mengaku dari kecil sudah mempelajari dua agama orangtuanya.

''Dari SD aku ke TPA. Tapi, Minggu aku sekolah minggu. Di situlah aku mengenal toleransi, karena aku mengenal banyak orang dari kecil,'' ucapnya.

Lalu, tutur dr Tirta, saat kuliah ia mendapatkan sebuah mimpi yang aneh. Dari situ, ia merasa mendapat hidayah dari Allah SWT.

''Aku mendapat hidayah dari mimpi. Tidur jam 4 sore, di mimpi aku lihat diriku terbaring dijaga 2 orang pakai baju putih. Aku mau masuk pintu itu nggak boleh katanya belum saatnya. 2 orang baju putih itu lalu mengarahkan aku ke rumah warna hijau. Dan di rumah itu ada 9 orang memakai sorban. Aku disuruh duduk dan aku lihat orang dalam keranda yang bersinar parah. Dia menitipkan sebuah surat dan satu kyai bilang ke aku suatu saat tugasmu akan besar,'' tuturnya.

Setelah itu, dr Tirta mendapat hal yang ganjil. Ia kerap mendengar azan.

''Setelah itu 7 hari berturut-turut aku mendengar ada orang azan. Aku cerita itu ke bapakku. Bapakku ternyata sempat doa pas umrah soal aku. Dari situ aku memutuskan untuk masuk Islam,'' katanya.***