JAKARTA, GORIAU.COM - Kabut asap menyelimuti daerah sekitar Riau lantaran kebakaran lahan di area perhutanan. Mengingat ada risiko kesehatan yang menghantui, Kemenkes pun terus melakukan pemantauan.

"Kita trus monitor derajat pencemaran. Kita juga sudah bagi-bagikan masker. Saya lupa, ada yang 50.000 per daerah," kata Menkes Nafsiah Mboi usai memantau penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM/Balsem) untuk warga Kebon Jeruk di Kantor Pos Jalan Meruya Ilir, Jakarta Barat, Sabtu (22/6/2013).

Kemenkes melalaui Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat juga menginformasikan kepada warga apa saja risiko bahaya kabut asap. Sebab bagaimanapun kabut asap bisa berpengaruh pada mata dan saluran pernapasan.

"Kita juga siagakan rumah sakit dan Puskesmas kalau ada orang yang terkena masalah kesehatan terkait polusi. Kita juga terus monitor masalah pencemaran," sambung Nafsiah.

Kemenkes juga telah mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika perlu keluar rumah, sebaiknya menggunakan masker.

Sementara itu konsultan kesehatan Departemen Pengobatan Penyakit Pernafasan dan Kritis di Tan Tock Seng Hospital, Profesor John Abisheganaden, seperti dikutip Asia One mengatakan kadang-kadang orang jadi sulit bernapas akibat adanya kabut asap. "Terutama pasien dengan penyakit hati atau paru-paru yang kronis. Tapi, orang sehat bisa terkena iritasi pada mata atau tenggorokan akibat terkena kabut asap," papar Abisheganaden.

The National Environment Agency (NEA) memperkirakan kabut asap tersebut akan bertahan selama beberapa hari ke depan. Jumlah PSI juga ditengarai meningkat tiga kali lipat menjadi 155 pada pukul 10 malam, dari jumlah 56 pada pukul 7 pagi waktu setempat. ***